Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Dengarkan Radio AS, Kapten Kapal Nelayan Korea Utara Ditembak Mati di Muka Umum

Kompas.com - 20/12/2020, 15:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

PYONGYANG, KOMPAS.com - Seorang kapten kapal nelayan di Korea Utara ditembak mati di muka umum, setelah dia ketahuan mendengarkan radio yang didanai AS.

Kapten berusia 40-an yang diketahui bermarga Choi itu dieksekusi regu tembak pada pertengahan Oktober karena secara tertatur mendengarkan Radio Free Asia.

Sumber di internal penegak hukum Korea Utara mengungkapkan, Choi merupakan pemilik dari armada yang berjumlah 50 kapal nelayan.

Baca juga: Langgar Aturan Covid-19, Seorang Warga Korea Utara Dieksekusi di Depan Umum

"Selama investigasi, Kapten Choi mengakui sudah mendengarkan radio RFA sejak umur 24 tahun, ketika dia menjadi operator radio di militer," ulas sumber itu.

Pihak berwenang dilaporkan sudah diberi tahu mengenai perilaku Choi oleh salah seorang awak kapalnya di kota pelabuhan Chongjin.

Sumber itu menambahkan, Choi mengaku ketika dia mendengarkan radio terlarang tersebut, masa-masa indahnya selama di militer kembali muncul.

Meski begitu, alasan tersebut tidak diterima. Choi dituding sudah melakukan aksi subversif dan membangkang terhadap Partai Buruh.

"Dia ditembak mati di pangkalan dekat fasilitas pemrosesan ikan, dan disaksikan oleh lebih dari 100 kapten kapal dan manajer," terangnya.

Dilansir New York Post Sabtu (19/12/2020), Choi disebut merupakan korban dari kediktatoran rezim Pemimpin Tertinggi Kim Jong Un.

Baca juga: Kim Jong Un Eksekusi 2 Orang dan Terapkan Lockdown di Pyongyang

Choi dan kapten kapal lainnya diminta untuk memperbanyak tangkapan ikan, karena Korea Utara mengalami kekurangan makanan di tengah sanksi dunia dan wabah Covid-19.

Sementara sumber lain kepada radio AS itu menuturkan, Choi dieksekusi karena sudah bertindak sombong dan melecehkan seiring dengan kekuasaanya.

Karena kesombongannya itu, seorang awak kapalnya kemudian memutuskan mengadukan bosnya mengenai perilakunya yang suka mendengarkan radio asing.

"Otoritas keamanan memutuskan bahwa masa memaafkannya sudah usai. Jadi, mereka mendatangkan regu tembak untuk mengeksekusinya," jelas sumber tersebut.

Baca juga: Penggal Burung Hantu dan Unggah Fotonya, Wanita Ini Ditembak Mati

Sumber itu melanjutkan, eksekusi Choi dimaksudkan menjadi contoh bahwa siapa pun yang tertangkap basah mendengarkan radio asing, hukumannya adalah mati.

Adapun RFA merupakan kantor berita berbasis di Washington, dan mendapatkan dananya secara tahunan dari Agensi Media Global AS.

RFA dilaporkan menyiarkan program berbahasa Korea di Korea Utara selama enam jam setiap hari menggunakan gelombang pendek.

Mereka menyiarkannya dari Kepulaian Mariana Utara yang berjarak sekitar 3.000 km, maupun pemancar dari negara tetangga Korea Selatan.

Baca juga: Hendak Berangkat Kerja, Seorang Perawat Ditembak Mati di Tengah Jalan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Hamas Rilis Video Perlihatkan Sandera Israel di Gaza, Ini Pesannya

Global
Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Demo Protes Perang Gaza Terus Meningkat di Sejumlah Kampus AS

Global
Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Sejarah Panjang Hubungan Korea Utara dan Iran

Internasional
Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Koalisi AS Masih Bertarung Lawan Houthi, Jatuhkan 4 Drone dan 1 Rudal Anti-Kapal

Global
Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com