Jaksa penuntut menyatakan tidak mungkin hal ini terjadi secara tidak sengaja.
Mereka menuduh bahwa Poggiali adalah satu-satunya orang yang mungkin dapat memberikan dosis tersebut.
Namun, pengadilan diberitahu ada "kesulitan yang tidak dapat diatasi" dalam investigasi pembunuhan, karena potasium memudar dari aliran darah dalam beberapa hari.
Selama pengajuan banding dari Poggiali pada 2017, pembelanya berhasil menyatakan bahwa suntikan yang seharusnya akan membunuh pasien dalam beberapa menit, tapi pasien meninggal lebih dari satu jam. Itulah yang terjadi.
Ini awalnya diterima oleh pengadilan, dan dia dibebaskan dari kematian pasien lansia tersebut.
Namun sekarang, setelah sidang ulang, dia sekali lagi dihukum.
Pengadilan menghubungkan 38 kematian yang mencurigakan lainnya yang tidak pernah diproses, karena kalium klorida dapat dideteksi di dalam tubuh hanya beberapa hari setelah kematian.
Sementara, banding dalam kasus Rosa Calderoni masih menunggu keputusan.
Baca juga: Malalai Maiwand, Jurnalis Wanita di Afghanistan jadi Sasaran Pembunuhan oleh Militan
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.