Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Perawat Italia Dijuluki "Malaikat Maut" Dicurigai Suntik Mati 40 Pasiennya Sendiri

ROMA, KOMPAS.com - Seorang perawat Italia dicap sebagai "Malaikat Maut" telah dipenjara 30 tahun, ketika dia dikasuskan kembali dengan tuduhan membunuh 40 orang dengan suntikan mematikan.

Daniela Poggiali (48 tahun) dipenjara atas tindak kejahatan pembunuhan terhadap Massimo Montanari (95 tahun) pada 6 tahun lalu.

Dia telah keluar masuk pengadilan sejak pertama kali ditangkap pada Oktober 2014 di Lugo, Italia utara, seperti yang dilansir dari The Sun pada Selasa (22/12/2020).

Sebuah penyelidikan pembunuhan diluncurkan 6 tahun lalu, yang kemudian diikuti dengan tuduhan bahwa dia telah membunuh hingga 40 pasien, menurut laporan pada saat itu.

Pada 2015, Poggiali yang kejahatannya dalam "bermain sebagai Tuhan" telah didokumentasikan oleh Netflix, digambarkan oleh hakim sebagai "bahaya publik".

Ketika para penyelidik pertama kali menyelidiki kematian 93 pasien dalam perawatannya, mereka menduga bahwa dia telah memberikan sekitar 40 pasien kalium klorida secara intravena.

Kalium klorida adalah senyawa yang digunakan dalam suntikan mematikan di AS.

Malaikat maut

Seorang perawat yang bekerja dengan Poggiali menggambarkannya sebagai "orang yang dingin, tapi selalu bersemangat untuk bekerja".

Poggiali digambarkan sebagai "pelawak bangsal".

Dia akan berpose dengan pasien yang sakit parah atau bahkan sudah meninggal, termasuk membungkuk di atas mayat sambil mengacungkan jempol.

Media Italia mencapnya sebagai "Malaikat Maut" setelah terungkap bahwa dia berpose selfie dengan pasiennya yang meninggal.

Pada 2015, dia mengatakan kepada surat kabar Corriere della Sera, "Saya salah dan saya menyadari itu.

Dia mencoba untuk membantah foto-fotonya dengan mengatakan pada 5 tahun yang lalu, "Itu bukan ideku, tapi kolegaku yang memotretnya."

"Juga, saya tidak pernah membayangkan foto-foto itu akan disebarkan," ucapnya.

"Itu adalah sesuatu yang pribadi antara aku dan dia. Bagaimanapun, itu adalah kesalah pahaman," lanjutnya.

"Saya tidak membunuh siapa pun. Sebaliknya, saya selalu hidup untuk membantu orang lain," bantahnya.

Poggiali awalnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Maret 2016, tetapi kemudian dibebaskan setahun kemudian.

Setelah dibebaskan, dia mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah dihukum karena foto-foto itu.

Dia berkata 4 tahun lalu, "Mereka menggambarkan saya sebagai seseorang yang bukan saya, dan sekarang saya akan bisa mendapatkan hidup saya kembali."

Namun sebaliknya, jaksa membawa Poggiali kembali ke pengadilan.

Keputusan 30 tahun penjara

Dia sekarang telah dihukum lagi dan dipenjara selama 30 tahun karena pembunuhan salah satu pasiennya, Massimo Montanari (95 tahun), ketika dia bekerja untuk Otoritas Kesehatan Ausl Romagna.

Montanari meninggal ketika dia sedang bertugas di rumah sakit Lugo, di wilayah Ravenna, pada 12 Maret 2014.

Pasien lansia itu adalah orang yang dikenalnya, dan telah diancam di depan para saksi, menurut keterangan pengadilan.

Para saksi mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka mendengar Poggiali memperingatkannya bahwa Montanari harus khawatir, jika dia dalam perawatan wanita itu.

Ketika dia sampai di bangsal, dia membunuhnya dengan memberikan kalium klorida yang mematikan, lapor Corriere.

Jaksa Alessandro Mancini dan Angela Scorza telah meminta hukuman seumur hidup, tetapi pada akhirnya pengadilan menjatuhkan hukuman 30 tahun atas kematian Montanari.

Jaksa Alessandro Mancini mengajukan hukuman seumur hidup karena kasus Poggiali memiliki "bukti yang tidak dapat disangkal" yang mengkonfirmasi keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.

Kembali diadili

Kasus pengadilan terpisah yang sedang berlangsung melibatkan pasien lain, Rosa Calderoni (78 tahun).

Calderoni telah dirawat dengan penyakit rutinnya.

Tes selama pemeriksaan mayat kemudian mengungkapkan bahwa dia memiliki jumlah kalium klorida yang tidak biasa dalam aliran darahnya, yang dapat memicu serangan jantung.

Jaksa penuntut menyatakan tidak mungkin hal ini terjadi secara tidak sengaja.

Mereka menuduh bahwa Poggiali adalah satu-satunya orang yang mungkin dapat memberikan dosis tersebut.

Namun, pengadilan diberitahu ada "kesulitan yang tidak dapat diatasi" dalam investigasi pembunuhan, karena potasium memudar dari aliran darah dalam beberapa hari.

Selama pengajuan banding dari Poggiali pada 2017, pembelanya berhasil menyatakan bahwa suntikan yang seharusnya akan membunuh pasien dalam beberapa menit, tapi pasien meninggal lebih dari satu jam. Itulah yang terjadi.

Ini awalnya diterima oleh pengadilan, dan dia dibebaskan dari kematian pasien lansia tersebut.

Namun sekarang, setelah sidang ulang, dia sekali lagi dihukum.

Pengadilan menghubungkan 38 kematian yang mencurigakan lainnya yang tidak pernah diproses, karena kalium klorida dapat dideteksi di dalam tubuh hanya beberapa hari setelah kematian.

Sementara, banding dalam kasus Rosa Calderoni masih menunggu keputusan.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/22/205131970/perawat-italia-dijuluki-malaikat-maut-dicurigai-suntik-mati-40-pasiennya

Terkini Lainnya

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Atlet Palestina Bakal Diundang ke Olimpiade Paris 2024

Global
Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Rangkuman Hari Ke-793 Serangan Rusia ke Ukraina: Serangan Jalur Kereta Api | Risiko Bencana Radiasi Nuklir

Global
Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Hamas Pelajari Proposal Gencatan Senjata Baru dari Israel

Global
Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Rektor Universitas Columbia Dikecam atas Tindakan Keras Polisi pada Pedemo

Global
China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

China Jadi Tuan Rumah Perundingan Persatuan Palestina bagi Hamas-Fatah

Global
Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Mahasiswa Paris Akhiri Demo Perang Gaza Usai Bentrokan di Jalanan

Global
Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Perempuan Ini Bawa 2 Kg Kokain di Rambut Palsunya

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke