Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perawat Italia Dijuluki "Malaikat Maut" Dicurigai Suntik Mati 40 Pasiennya Sendiri

Kompas.com - 22/12/2020, 20:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber The Sun

"Saya tidak membunuh siapa pun. Sebaliknya, saya selalu hidup untuk membantu orang lain," bantahnya.

Poggiali awalnya dijatuhi hukuman penjara seumur hidup pada Maret 2016, tetapi kemudian dibebaskan setahun kemudian.

Setelah dibebaskan, dia mengatakan kepada pengadilan bahwa dia telah dihukum karena foto-foto itu.

Dia berkata 4 tahun lalu, "Mereka menggambarkan saya sebagai seseorang yang bukan saya, dan sekarang saya akan bisa mendapatkan hidup saya kembali."

Namun sebaliknya, jaksa membawa Poggiali kembali ke pengadilan.

Baca juga: Assassins Film Dokumenter Pembunuhan Saudara Tiri Kim Jong Un Segera Dirilis

Keputusan 30 tahun penjara

Dia sekarang telah dihukum lagi dan dipenjara selama 30 tahun karena pembunuhan salah satu pasiennya, Massimo Montanari (95 tahun), ketika dia bekerja untuk Otoritas Kesehatan Ausl Romagna.

Montanari meninggal ketika dia sedang bertugas di rumah sakit Lugo, di wilayah Ravenna, pada 12 Maret 2014.

Pasien lansia itu adalah orang yang dikenalnya, dan telah diancam di depan para saksi, menurut keterangan pengadilan.

Para saksi mengatakan kepada penyelidik bahwa mereka mendengar Poggiali memperingatkannya bahwa Montanari harus khawatir, jika dia dalam perawatan wanita itu.

Ketika dia sampai di bangsal, dia membunuhnya dengan memberikan kalium klorida yang mematikan, lapor Corriere.

Jaksa Alessandro Mancini dan Angela Scorza telah meminta hukuman seumur hidup, tetapi pada akhirnya pengadilan menjatuhkan hukuman 30 tahun atas kematian Montanari.

Jaksa Alessandro Mancini mengajukan hukuman seumur hidup karena kasus Poggiali memiliki "bukti yang tidak dapat disangkal" yang mengkonfirmasi keterlibatannya dalam pembunuhan tersebut.

Baca juga: Pesan Rahasia Berusia 50 Tahun dari Pelaku Pembunuhan Berantai Terpecahkan, Ini Isinya

Kembali diadili

Kasus pengadilan terpisah yang sedang berlangsung melibatkan pasien lain, Rosa Calderoni (78 tahun).

Calderoni telah dirawat dengan penyakit rutinnya.

Tes selama pemeriksaan mayat kemudian mengungkapkan bahwa dia memiliki jumlah kalium klorida yang tidak biasa dalam aliran darahnya, yang dapat memicu serangan jantung.

Halaman:
Sumber The Sun
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Atas Usul Indonesia, UNESCO Akui Idul Fitri dan Idul Adha Jadi Hari Besar Keagamaan

Global
Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Dampak Penembakan Konser Moskwa, Etnis Tajik Alami Rasialisme di Rusia

Global
Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Putin Tak Berencana Kunjungi Keluarga Korban Penembakan Konser Moskwa

Global
WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

WHO Soroti Peningkatan Cyberbullying, Pengaruhi 1 dari 6 Anak Sekolah

Global
TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

TikTok Larang Influencer Australia Promosikan Produk Kantong Nikotin

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com