Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Varian Baru Virus Corona di Inggris, Ini 9 Hal yang Sudah Diketahui

Kompas.com - 22/12/2020, 08:10 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

Para ahli matematika sedang menganalisis penyebaran berbagai varian dalam upaya menghitung seberapa besar keunggulan varian baru ini dari yang lain.

Namun mengetahui apakah penyebarannya disebabkan perilaku manusia atau si virus itu sendiri bukan perkara mudah.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona, AS Belum Tutup Penerbangan dari Inggris, Gubernur New York Marah-marah

PM Boris Johnson menyebut varian ini hingga 70 persen lebih mudah menular. Ia berkata ini bisa meningkatkan angka R - yang mengindikasikan apakah suatu pandemi meningkat atau menurun - sebesar 0,4.

Angka 70 persen itu muncul dalam presentasi oleh Dr. Erik Volz dari Imperial College London, pada hari Jumat.

Dalam diskusi itu ia berkata: "Masih terlalu awal untuk mengatakannya... tapi dari yang kami lihat sejauh ini ia [varian baru virus corona] berkembang begitu cepat, ia tumbuh lebih cepat dari [varian sebelumnya], namun kita perlu selalu memantau ini."

Belum ada angka pasti mengenai seberapa lebih infeksius varian baru ini. Sejumlah ilmuwan, yang penelitiannya belum diungkap kepada publik, menyebut angka-angka yang jauh lebih tinggi dan jauh lebih rendah dari 70 persen.

Namun di situ tetap ada pertanyaan tentang apakah varian baru virus ini memang lebih mudah menular.

"Jumlah bukti yang ada di domain publik sangatlah kurang untuk menarik kesimpulan yang tegas atau kuat mengenai apakah virus ini telah meningkatkan transmisi," kata Profesor Jonathan Ball, virolog di Universitas Nottingham.

Baca juga: 4 Fakta Seputar Varian Baru Virus Corona yang Menyebar di Inggris

4) Seberapa jauh ia telah menyebar?

Varian ini diduga muncul dalam pasien di Inggris atau diimpor dari negara dengan kemampuan lebih rendah dalam memantau mutasi virus corona.

Varian ini bisa ditemukan di seluruh Inggris, kecuali Irlandia Utara, namun sangat terkonsentrasi di London, Inggris Tenggara, dan Inggris timur. Daerah-daerah lainnya tampak tidak mencatat lonjakan.

Data dari Nextstrain yang memantau kode genetik sampel virus di seluruh dunia, mengindikasikan bahwa kasus di Denmark dan Australia telah tiba dari Inggris. Belanda juga telah melaporkan penemuan kasus.

Varian serupa yang muncul di Afrika Selatan memiliki beberapa mutasi yang sama, namun tampaknya tidak terkait dengan varian baru ini.

Baca juga: Ada Varian Baru Virus Corona, Hong Kong Larang Kedatangan Pesawat dari Inggris

5) Apakah kemunculan varian baru pernah terjadi?

Ya.

Virus yang pertama kali dideteksi di Wuhan, China tidak sama dengan jenis yang ditemukan di sebagian besar wilayah di dunia.

Mutasi D614G muncul di Eropa pada Februari, dan menjadi bentuk dominan virus di dunia.

Varian lainnya, disebut A222V, menyebar di Eropa dan dikaitkan dengan orang-orang yang melakukan liburan musim panas di Spanyol.

Baca juga: Antisipasi Varian Baru Virus Corona, Satgas: Pemerintah Terbitkan Edaran Keluar Masuk Negara

6) Apa yang kita ketahui sejauh ini tentang mutasi baru?

Analisis awal terhadap varian baru ini telah diterbitkan, dan ia mengidentifikasi 17 perubahan yang mungkin penting.

Terdapat perubahan pada protein "kait" atau spike - bagian yang digunakan virus untuk menginfeksi sel dalam tubuh kita.

Satu mutasi yang disebut N501Y mengubah bagian terpenting dari spike, yakni "receptor-binding domain".

Pada bagian inilah protein spike bersentuhan dengan permukaan sel tubuh kita. Perubahan apapun yang membuat virus lebih mudah untuk masuk kemungkinan besar akan membuatnya lebih unggul dari yang lain.

"Ini terlihat dan terasa seperti adaptasi yang penting," kata Prof Loman.

Baca juga: Varian Baru Virus Corona Masuk Australia, Dibawa 2 Orang dari Inggris

Mutasi lainnya - delesi (penghapusan) H69/H70, yang menghapus sebagian kecil dari spike - telah sempat muncul beberapa kali, termasuk pada cerpelai yang terinfeksi.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com