Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pria Ini Mengaku Masukkan Racun Saraf Novichok ke Pemimpin Oposisi Rusia

Kompas.com - 22/12/2020, 06:29 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber Sky News

MOSKWA, KOMPAS.com - Pemimpin oposisi Rusia Alexei Navalny mengeklaim, dia mendapatkan pengakuan langsung dari mata-mata bahwa dia diracun dengan racun saraf Novichok.

Si agen rahasia, diidentifikasi bernama Konstantin Kudryavtsev, disebut membeberkannya setelah melakukan percakapan telepon dengan Navalny selama 45 menit.

Dilansir Sky News Senin (21/12/2020), Kudryavtsev dibuat percaya bahwa dia sedang menghubungi pejabat senior di dinas rahasia Rusia.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Yakin Putin Tahu Operasi Meracuninya

Kepada Navalny, si mata-mata mengatakan dia memasukkan racun saraf Novichok ke celana dalam, tepatnya adalah di bagian selangkangan.

"Saya sudah mendapat pengarahan untuk memasukkannya di bagian terdalam celana dalam itu," jelas Kudryavtsev kepada si pemimpin oposisi.

Detil panggilan itu dirilis Navalny sebagai bagian dari investigasi yang dilakukannya bersama Bellingcat dan media AS CNN.

Pada Agustus, politisi 44 tahun itu tiba-tiba jatuh sakit saat dalam perjalanan dari kota Siberia Tomsk menuju Moskwa. Membuat pesawat mendarat darurat di Omsk.

Navalny kemudian dipindahkan ke rumah sakit Jerman, di mana dari pemeriksaan terungkap dia terpapar racun saraf Novichok.

Racun itu disebut yang hampir membunuh mantan agen ganda Inggris Sergei Skripal dan putrinya, Yulia, di Salisbury, pada 2018.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Belarus Tikhanovskaya Umumkan Siap Memimpin di Masa Transisi

Kremlin jelas membantah mereka bertanggung jawab atas upaya pembunuhan itu. Presiden Vladimir Putin sendiri menyindir jika ada yang berniat membunuh Navalny, mereka pastinya sudah sukses melakukannya.

Putin mengomentari investigasi itu dengan berujar, pihak Navalny berusaha memberikan sentimen negatif terhadap kepemimpinannya.

Menurut Kudryavtsev, yang bekerja di pusat penelitian keamanan biologi kementerian pertahanan, reaksi cepat pilot yang memutuskan mendarat darurat adalah hal krusial.

Kudryavtsev berkata, penerbangan itu berlangsung selama tiga jam. Jadi jika pilot tak memutuskan mendarat, segalanya akan berubah.

"Jadi saya pikir pesawat memainkan peran penting. Kami tak menyangka hal ini akan terjadi. Saya yakin kami berbuat kesalahan," kata dia.

Baca juga: Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Diduga Diracun dengan Racun Saraf Novichok

Kudryavtsev kemudian ditanya apakah dia telah melakukan kesalahan dalam mengalkulasi dosis Novichok yang diberikan kepada Alexei Navalny.

Si mata-mata menjawab sepemahamannya, dia sudah memberikan dosis ekstra kepada Navalny yang harusnya bisa langsung membunuhnya.

Pernyataan Kudryavtsev itu merupakan babak baru dari penyelidikan daring yang mengungkap Navalny sudah masuk ke dalam target sejak 2017.

Berbicara kepada CNN, Navalny menuding Putin adalah dalang upaya pembunuhannya, dan mengaku takjub dia bisa berbicara dengan Kudryavtsev.

"Dia jelas tidak menganggap dirinya sebagai bagian dari tim pembunuh. Hanya merupakan karyawan biasa," papar Navalny.

Baca juga: Usai Diracuni, Kondisi Pemimpin Oposisi Rusia Alexei Navalny Membaik

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber Sky News
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Dokter yang Kunjungi RS Gaza Tercengang, Kondisi Anak-anak Palestina Begitu Miris

Global
Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Nasib Pencuri Buku Harian Putri Joe Biden, Terancam Masuk Bui

Global
Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Taliban Berlakukan Kembali Hukuman Rajam Perempuan Berzina, Digelar di Depan Umum Sampai Mati

Global
Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Jubir Gedung Putih Analogikan Rusia Seperti Penjual Pupuk Kandang, Apa Maksudnya?

Global
Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Perancis Setujui RUU Larangan Diskriminasi Berdasarkan Gaya Rambut

Global
Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Giliran Jepang Akan Lanjutkan Pendanaan untuk UNRWA

Global
Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Pemukim Yahudi Incar Tanah di Tepi Pantai Gaza: Ini Tuhan Berikan kepada Kami

Global
Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Rangkuman Hari Ke-764 Serangan Rusia ke Ukraina: Zelensky Desak Mike Johnson | Rusia Klaim Punya Bukti Ukraina Terlibat Penembakan Konser

Global
Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Mahasiswi Indonesia di Jerman Meninggal Dunia dalam Kecelakaan Bus 

Global
Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Pejabat AS Sedang Debatkan Kentang Termasuk Sayuran atau Bukan

Global
Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Kekerasan Geng di Haiti Tewaskan 1.500 Orang dalam 3 Bulan

Global
Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Bus Terjun ke Jurang di Afrika Selatan, 45 Orang Tewas, Hanya Gadis 8 Tahun yang Selamat

Global
Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Rusia Klaim Punya Bukti Pelaku Penembakan Konser Moskwa Terkait dengan Ukraina

Global
Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Mahkamah Internasional Perintahkan Israel Pastikan Bantuan Kemanusiaan Sampai Gaza 

Global
[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

[POPULER GLOBAL] Korban Suplemen di Jepang Bertambah | Padmarajan 238 Kali Kalah di Pemilu

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com