Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Pembunuh Berantai "Twitter Killer" Ingin Menikah Dulu Sebelum Dieksekusi

Kompas.com - 20/12/2020, 14:50 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber AFP

TOKYO, KOMPAS.com - Seorang pria Jepang yang dijuluki "Twitter Killer" dan divonis hukuman mati, dilaporkan akan membatalkan banding terhadap putusan tersebut dan ingin menikah dulu sebelum dieksekusi.

Takahiro Shiraishi, nama asli "Twitter Killer", dijatuhi hukuman mati atas kasus pembunuhan 9 orang dan memutilasi korbannya.

Ia menjalankan aksi kejinya setelah berbicara dengan korban di media sosial.

Baca juga: Pengakuan Twitter Killer, Bunuh 9 Orang via Media Sosial dan Mutilasi Korbannya

Target Shiraishi adalah pengguna internet yang mengunggah niatan bunuh diri di media sosial.

Dia lalu menghubungi mereka, mengatakan bisa membantu rencana bunuh diri bahkan ikut mati bersama mereka.

Pria berusia 30 tahun itu mengaku telah membunuh dan memutilasi para korbannya yang berusia muda, 8 di antaranya adalah wanita.

Baca juga: Bunuh dan Mutilasi 9 Orang, Pria Berjuluk Pembunuh Twitter Ini Dihukum Mati

Pengacaranya sudah mengajukan banding ke pengadilan yang lebih tinggi, tetapi Shirashi menuturkan ke Mainichi Shimbun, dia akan membatalkan upaya tersebut.

Shiraishi sendiri sudah mendekam di balik jeruji besi sejak penangkapannya tiga tahun lalu.

Dia mengaku tidak keberatan dengan putusan itu karena sudah jelas.

Seraya menyuarakan kesiapannya menerima hukuman tersebut, ia melayangkan permintaan terakhir untuk menikah sebelum eksekusinya.

Baca juga: Pesan Rahasia Berusia 50 Tahun dari Pelaku Pembunuhan Berantai Terpecahkan, Ini Isinya

"Sekarang, aku ingin bertemu gadis biasa," kata Shiraishi dikutip dari AFP.

"Aku ingin menikah. Aku ingin menemukan seorang istri saat dipenjara."

Menurut pengacaranya, "Twitter Killer" seharusnya dihukum penjara bukan hukuman mati, karena para korbannya yang berusia 15-26 tahun sudah berencana bunuh diri dan setuju untuk dibunuh.

Namun hakim menolak argumen itu dan menjatuhkan hukuman mati atas kasus-kasus yang dilakukan "Twitter Killer" pada 2017.

Hakim berkata, kasus itu memicu kecemasan besar di masyarakat karena banyak yang memakai jejaring sosial.

Baca juga: Peter Sutcliffe Pembunuh Berantai Terkenal di Inggris Meninggal, Positif Covid-19

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com