Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Tuding Rusia Pelaku Serangan Siber atas Situs Pemerintahan Mereka

Kompas.com - 20/12/2020, 14:32 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber BBC

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - AS melalui Menteri Luar Negeri Mike Pompeo menudin Rusia bertanggung jawab atas serangan siber yang menghantam sejumlah situs pemerintahan.

"Kami bisa mengatakan dengan jelas bahwa Rusia yang sudah bertanggung jawab dalam aksi ini," ujar Pompeo pada Jumat waktu setempa (18/12/2020).

Sementara Presiden Donald Trump berusaha merendahkan tudingan itu dengan menyatakan, bukan Kremlin yang menjadi pelakunya, melainkan China.

Baca juga: Apa Itu Sunburst Peretasan Terbesar yang Bobol Sejumlah Kementerian Penting AS?

Pada pekan lalu, otoritas keamanan AS menyatakan terjadi serangan siber yang menyasar sebuah program bernama SolarWinds.

Peretasan yang salah satunya menghantam kementerian keuangan itu ternyata sudah terjadi berbulan-bulan. Moskwa membantah berada di balik serangan.

Selain kementerian keuangan, badan pemerintah lain yang terkena adalah kantor yang menangani urusan nuklir, seperti dikutip BBC Sabtu (19/12/2020).

Kementerian Energi AS meski begitu menuturkan, para peretas tidak berhasil mendapatkan akses untuk membobol persenjataan nuklir.

Sekutu Washington lain yang menjadi sasaran adalah Inggris, di mana pelaku diyakini menggunakan program manajemen jaringan yang sama.

Peneliti pun menyebut serangan ini sebagai Sunburst, yang dilaporkan persiapannya butuh bertahun-tahun untuk menyebabkan salah satu serangan siber terhebat dunia.

Baca juga: Intel 471: Rusia Sokong Program Nuklir Korea Utara Melalui Aliansi Kejahatan Siber

Apa persisnya yang dikatakan Pompeo?

Dalam wawancara dengan salah satu radio, Pompeo berujar dia yakin "Negeri Beruang Merah" sudah menyerang kantor pemerintahan mereka maupun perusahaan swasta.

Dia menjelaskan, terdapat upaya yang dilakukan peretas memanfaatkan celah pada SolarWinds untuk memperoleh kode akses di situs rahasia negara.

Pompeo menyatakan, investigasi mereka masih belum secara pasti mengungkap siapa pelakunya, dengan sifatnya yang masih bersifat rahasia.

Meski begitu, dia menekankan Kremlin sudah meremehkan mereka, dan menegaskan bahwa Presiden Vladimir Putin "berada dalam risiko besar".

Baca juga: Menlu AS: Serangan Siber Korea Utara Lebih Berbahaya daripada Rusia

Seperti apa reaksi Trump?

Presiden berusia 74 tahun tersebut dalam dua kicauannya Sabtu memberikan label "media palsu", karena dianggap terlalu membesarkannya.

Dia mengeklaim sudah mendapatkan laporannya dan baginya, segalanya sudah tertangani. "Rusia, Rusia, Rusia, adalah nyanyian mereka jika terjadi sesuatu," ujar dia.

Trump malah memaparkan bahwa China yang bertanggung jawab, meski dalam menteri luar negerinya sendiri sudah menyatakan Moskwa.

Ini adalah kali kesekian sang presiden melunak kepada Rusia. Sebelumnya, dia terkesan meremehkan laporan bahwa Kremlin memberi Taliban imbalan untuk membunuh pasukan AS.

Baca juga: AS Langsung Ambil Langkah Darurat Setelah Kena Serangan Siber

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Rangkuman Hari Ke-792 Serangan Rusia ke Ukraina: Jerman Didorong Beri Rudal Jarak Jauh ke Ukraina | NATO: Belum Terlambat untuk Kalahkan Rusia

Global
PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

PBB: 282 Juta Orang di Dunia Kelaparan pada 2023, Terburuk Berada di Gaza

Global
Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Kata Alejandra Rodriguez Usai Menang Miss Universe Buenos Aires di Usia 60 Tahun

Global
Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Misteri Kematian Abdulrahman di Penjara Israel dengan Luka Memar dan Rusuk Patah...

Global
Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Ikut Misi Freedom Flotilla, 6 WNI Akan Berlayar ke Gaza

Global
AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

AS Sebut Mulai Bangun Dermaga Bantuan untuk Gaza, Seperti Apa Konsepnya?

Global
[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

[POPULER GLOBAL] Miss Buenos Aires 60 Tahun tapi Terlihat Sangat Muda | Ukraina Mulai Pakai Rudal Balistik

Global
Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Putin Berencana Kunjungi China pada Mei 2024

Global
Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Eks PM Malaysia Mahathir Diselidiki Terkait Dugaan Korupsi 2 Anaknya

Global
TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

TikTok Mungkin Segera Dilarang di AS, India Sudah Melakukannya 4 Tahun Lalu

Global
Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Suhu Panas Tinggi, Murid-murid di Filipina Kembali Belajar di Rumah

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com