Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Menlu AS: Serangan Siber Korea Utara Lebih Berbahaya daripada Rusia

Kompas.com - 15/12/2020, 10:53 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com – Korea Utara dan China memberikan ancaman yang lebih berbahaya daripada Rusia dalam hal serangan siber terhadap Amerika Serikat (AS).

Komentar itu disampaikan oleh Menteri Luar Negeri AS Mike Pompeo, Senin (14/12/2020) sebagaimana dilansir dari Yonhap News Agency.

Pompeo menambahkan, Korea Utara bahkan secara konsisten mencoba membobol server-server di AS untuk mendapatkan informasi rahasia.

Baca juga: Hacker Rusia Diduga Jadi Dalang Peretasan E-mail Kemenkeu AS dan NTIA

"Ini adalah pertempuran yang sedang berlangsung, perjuangan berkelanjutan untuk menjaga keamanan sistem kami," kata Pompeo dalam wawancara dengan jaringan radio AS Breitbart News.

Pompeo menambahkan, AS juga masih menghadapi ancaman serangan siber dari pelaku peretasan dari China dan Rusia.

"Saya tidak bisa berkata banyak, selain itu adalah upaya yang konsisten dari Rusia untuk mencoba masuk ke server AS. Tidak hanya instansi pemerintah tetapi juga bisnis,” kata Pompeo.

Baca juga: E-mail Kemenkeu AS dan NTIA Dijebol Hacker lewat Microsoft Office

Kendati demikian, dia memastikan bahwa Pemerintah AS akan selalu menjaga informasi rahasia mereka.

"Saya sangat yakin Pemerintah AS akan menjaga informasi rahasia kami dari tangan para pelaku jahat ini," tambah Pompeo.

Sepanjang 2020, AS telah mengeluarkan sejumlah peringatan akan adanya aktivitas peretasan dari Korea Utara.

Baca juga: Ikuti Zaman, Sekolah Bodyguard China Mulai Ajari Kursus Anti-hacker

Sebagian besar upaya peretasan tersebut menargetkan bank atau jaringan keuangan internasional untuk mencuri uang.

Asisten Jaksa Agung untuk Keamanan Nasional, John Demers, sebelumnya mengatakan bahwa Korea Utara melakukan peratasan untuk mendapatkan keuntungan.

Menurutnya, perilaku Korea Utara tersebut unik dibandingkan negara lain seperti China atau Rusia.

Baca juga: Koran Spanyol Laporkan Hacker China Curi Data Vaksin Corona

"Itu bukanlah perilaku yang kita lihat dari China atau Rusia, atau bahkan Iran. Korea Utara agak unik dalam hal ini," kata Demers.

Korea Utara dilaporkan memiliki lebih dari 6.000 peretas terlatih, yang sebagian besar berbasis di negara lain termasuk China dan Rusia.

Baca juga: Hina Erdogan, Situs Web Media Yunani Diretas Hacker

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com