Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

AS Langsung Ambil Langkah Darurat Setelah Kena Serangan Siber

Kompas.com - 14/12/2020, 21:04 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Pemerintah AS langsung menerapkan langkah darurat setelah mendapat serangan siber, dengan sejumlah media menyebut si peretas ada kaitannya dengan Rusia.

Langkah darurat itu langsung diumumkan oleh Badan Keamanan Infrastruktur dan Keamanan Siber (CISA), dengan media AS menyebut ada dua kementerian yang tekrena.

CISA menyatakan, mereka langsung memerintahkan semua kementerian dan lembaga negara berhenti menggunakan produk SolarWinds Orion IT.

Baca juga: E-mail Kemenkeu AS dan NTIA Dijebol Hacker lewat Microsoft Office

Pasalnya, peretas yang disebut membobol kementrian AS disebut menggunakan celah pada pembaruan program dan mengakses informasi internal.

"Bobolnya SolarWinds' Orion Network Management Products tak bisa diterima karena menyangkut keamanan jaringan federal," kata Penjabat Direktur CISA, Brandon Wales.

Dia menjelaskan, arahan untuk menghentikan SolarWinds Orion adalah bentuk mitigasi mencegah pembobolan baik di sektor negara maupun swasta.

Sebelumnya, Washington mengakui jaringan komputer mereka terkena serangan siber, dengan CISA menyebut mereka tengah melakukan pengusutan.

"CISA menyediakan bantuan teknis bagi entitas terdampak di tengah upaya mereka mengidentifikasi dan mencegah potensi bobol," jelas juru bicara itu.

Sementara SolarWinds Orion mengakui, peretas memanfaatkan celah dari pembaruan produk mereka yang rilis antara Maret dan Juni.

Baca juga: Hacker Rusia Diduga Jadi Dalang Peretasan E-mail Kemenkeu AS dan NTIA

"Kami diberi tahu serangan ini dilakukan negara asing dan dimaksudkan sebagai eksekusi yang sempit, sangat akurat, dan dilakukan secara manual," kata SolarWinds.

Peretasan itu dilakukan secara luas, di mana perusahaan ternama di bidang keamanan siber, FireEye, dilaporkan juga diserang.

Sistem pertahanan (firewall) disebut sudah dibobol oleh hacker canggih, yang mencuri program untuk mengecek sistem komputer.

FireEye sudah memeringatkan bahwa serangan tersebut diduga dilakukan oleh pemerintah negara lain, dan diprediksi menyasar target lebih tinggi di seluruh dunia.

Dalam rilisnya, FireEye mengatakan korban dari serangan siber itu termasuk pemerintah, perusahaan konsultan, hingga teknologi di Amerika, Eropa, hingga Timur Tengah.

Baca juga: Ganjar: Twitter Saya Sudah Di-hack Berkali-kali...

Microsotf juga memeringatkan penggunanya, terutama yang merasa sebagai "target bernilai tinggi", untuk waspada terhadap rencana tersebut.

Media AS melaporkan, Badan Penyelidik Federal (FBI) menyelidiki badan intelijen luar negeri Rusia, SVR, sebagai dalangnya.

Diwartakan AFP Senin (14/12/2020), serangan yang salah satunya menyasar Kementerian Keuangan AS sudah berlangsung berbulan-bulan.

Kedutaan Besar Rusia di Washington pada Minggu malam (13/12/2020) menyangkalnya, dan menyebut laporan tersebut tidak berdasar.

"Rusia sama sekali tidak melaksanakan operasi ofensif dalam ranah siber," demikian keterangan kedutaan dalam pernyataan resmi.

Baca juga: Sebut Pemilu AS Aman, Direktur Badan Keamanan Siber Malah Dipecat Trump

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com