Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

China Bangun ‘The Great Wall’ Baru di Perbatasan Selatan, Seperti Apa Bentuknya?

Kompas.com - 16/12/2020, 19:40 WIB
Bernadette Aderi Puspaningrum,
Ardi Priyatno Utomo

Tim Redaksi

Sumber Newsweek

BEIJING, KOMPAS.com - China dilaporkan sedang dalam proses membangun tembok perbatasan baru di wilayah selatan, memagari wilayah "Negeri Panda" dengan Myanmar.

Laporan baru-baru ini menyatakan bahwa pembuatan tembok dilakukan untuk mencegah penyeberangan ilegal dari Myanmar ke China.

Radio Free Asia (RFA) yang didanai pemerintah Amerika Serikat melaporkan bentuk tembok baru itu berdasarkan gambar yang diunggah ke media sosial.

Namun berbeda dengan The Great Wall di wilayah utara, tembok di perbatasan selatan ini hanya berupa pagar besi dengan kawat berduri di atasnya, seperti dilansir Newsweek pada Selasa (15/12/2020).

Baca juga: Punya Jet Tempur Baru, India Uji Terbang di Dekat Perbatasan China

Foto yang diambil dari Wanding dan Ruili, dua kota di barat daya Provinsi Yunnan, juga menunjukkan bahwa pagar besi dengan kawat berduri itu memiliki tinggi 6 hingga 9 kaki (kurang lebih 2-3 meter).

Bulan lalu, situs berita Burma The Irrawaddy melaporkan militer Myanmar dan para pejabat di Kokang, telah mengajukan keberatan dengan Beijing atas kedekatan pagar dengan garis demarkasi.

“Infrastruktur dibangun tanpa pemberitahuan sebelumnya kepada Yangon,” kata laporan itu.

Wilayah Kokang sendiri merupakan zona administratif independen di Negara Bagian Shan, utara Myanmar. Pengelolanya adalah anggota militer lokal dan tidak berafiliasi dengan pemerintah daerah.

“Sebagian besar wilayah itu dihuni oleh keturunan China,” kata seorang juru bicara kepada Newsweek.

Ia mengatakan protes oleh pemerintah Myanmar dan oleh para pemimpin lokal di Zona Pemerintahan Khusus Kokang telah diabaikan oleh otoritas China.

Sebuah unggahan twitter yang dikutip oleh RFA mengatakan proyek raksasa itu dimulai tahun ini. Fase pertama sudah selesai dilakukan sepanjang 410 mil.

Proyek ini diberi nama sandi "Tembok Besar Selatan."

China berencana untuk memagari seluruh perbatasan sepanjang 1.300 mil dengan Myanmar pada Oktober 2022.

Baca juga: Tuduh India Lepas Tembakan di Perbatasan, China Terpaksa Balas

“Pintu perbatasan akan diperkuat dengan pagar tegangan tinggi, kamera pengintai dan sensor inframerah,’ menurut akun twitter yang dikutip oleh RFA.

Laporan media China tentang tembok perbatasan mengatakan pembangunannya telah membantu mencegah kasus impor Covid-19. Tembok itu juga disebut bisa menekan kasus penyelundupan.

Halaman:
Baca tentang
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com