Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Perempuan Berdaya: Suhaila Siddiq Jenderal Perempuan Taliban Pertama, Bekerja Tanpa Burka

Kompas.com - 16/12/2020, 11:27 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

“Dia berperang melawan Taliban untuk kita,” kata Dr Sayeda Amarkhel.

“Hari ini saya adalah seorang ginekolog, dan saya berhutang padanya,” imbuhnya seperti yang dikutip dari New York Post.

Baca juga: Perempuan Berdaya: Margaret E. Knight, Gadis Penemu Paper Bag di Tengah Keterbatasannya

Cinta profesi

Setelah jatuhnya Taliban, mengutip dari BBC, dia pindah ke pemerintahan, ketika dia diangkat menjadi menteri kesehatan masyarakat.

Dia adalah salah satu dari dua menteri wanita yang ditunjuk untuk pemerintahan pasca-Taliban di Afghanistan. Ia bekerja mengawasi kementerian kesehatan masyarakat hingga 2004 di bawah pemerintahan transisi yang dipimpin oleh Hamid Karzai, setelah invasi AS pada 2001.

Sebagai menteri, perempuan berdaya ini mengawasi vaksinasi jutaan anak terhadap polio, dan berbicara tentang perlunya menangani HIV dan AIDS.

Dia meminta PBB untuk membantu melatih pekerja medis wanita, dan Dana Kependudukan PBB untuk membantu mengoordinasikan upaya untuk meningkatkan kesehatan reproduksi wanita Afghanistan.

Setelah menyelesaikan perannya sebagai menteri pada 2004, ia kembali ke pekerjaan medisnya.

Mantan kolega dan mahasiswanya, Dr Yaqoob Noorzai mengatakan kepada BBC bahwa ketika rekan-rekannya bertanya mengapa dia tidak menikah, dia mengatakan itu karena dia "mencintai profesinya dan profesinya adalah hidupnya".

Baca juga: [Perempuan Berdaya] 10 Wanita Tangguh Dunia dalam Panggung Politik

Inspirasi sejati

Pada Jumat (4/12/2020), "Jenderal Suhaila" itu usia.

Wanita 72 tahun itu dikabarkan BBC mengidap Alzheimer selama 6 tahun.

Ia meninggal akibat komplikasi virus corona di rumah sakit militer Sardar Mohammad Daud Khan di Kabul, menurut New York Post.

Menurut salah seorang dokternya, Amanullah Aman, saat kematiannya adalah pertarungan keduanya dengan virus corona tahun ini.

Para pemimpin tertinggi negara, para profesional medis, dan wanita termasuk di antaranya, berduka atas kematian perempuan berdaya yang tak tergoyahkan oleh rezim.

Abdullah Abdullah, mantan perdana menteri de facto dan menteri luar negeri, mengatakan peran "Jenderal Suhaila" dalam membangun tempat bagi perempuan di bidang kedokteran, militer, dan masyarakat luas telah "terpuji dan tidak dapat disangkal".

"Dia adalah pelopor bagi banyak orang berseragam dan akan terus menjadi inspirasi," tulis seorang pengguna media sosial.

"Kenanganmu dan seluruh hidupmu telah menjadi inspirasi sejati bagi kami semua," kata yang lain.

Baca juga: Perempuan Berdaya: 10 Wanita Tangguh Dunia dalam Sejarah Sepak Bola

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com