Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

[KALEIDOSKOP 2020] Konflik Iran-AS Kian Memanas, Kapan Akan Berakhir?

Kompas.com - 16/12/2020, 06:00 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

"Kami berharap masyarakat internasional dan semua negara di dunia melawan tindakan sembrono oleh rezim di Gedung Putih, dan berbicara dengan satu suara," kata Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran, Saeed Khatibzadeh pada jumpa pers di Teheran.

Baca juga: [KALEIDOSKOP 2020] Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh dan Senjata yang Dipakai

 

6. Terbunuhnya ilmuwan nuklir terkemuka Iran, Israel dan AS diduga sebagai dalangnya

Pembunuhan terhadap Soleimani masih begitu membekas bagi petinggi Iran, dan seakan tak cukup, kematian salah satu ilmuwan nuklir terkemuka mereka, Mohsen Fakhrizadeh, juga menjadi pukulan telak.

Fakhrizadeh, sang ilmuwan nuklir top tewas dalam serangan yang menargetkannya di dalam mobil pada Jumat, 27 November 2020

Melansir AFP, Wakil Komandan Garda Revolusi Iran, Laksamana Muda Ali Fadavi, pada awal Desember mengatakan kepada media lokal Iran, Mehr News tentang bagaimana Fakhrizadeh dieksekusi.

Fadavi mengatakan Fakhrizadeh dibunuh dengan satelit yang memiliki kecerdasan buatan alias artificial intelligence (AI).

Dia menambahkan bahwa senapan mesin awalnya “memperbesar” wajah Fakhrizadeh lalu mengirim sinyal kepada satelit.

Satelit dengan AI tersebut akhirnya mengirim sinyal kembali kepada senapan mesin itu untuk menembakkan 13 peluru.

Senapan mesin itu sendiri dipasang pada pikap Nissan dan hanya terfokus pada wajah Fakhrizadeh sedemikian rupa.

Sehari usai insiden fatal itu, Presiden Iran Hassan Rouhani menuduh Israel sebagai tentara bayaran dengan AS sebagai dalangnya.

Melansir AFP, Rouhani mengatakan, "Sekali lagi, tangan jahat dari arogansi global dengan rezim Zionis, sebagai tentara bayaran, telah ternoda dengan darah putra bangsa ini."

Pasca kematian Fakhrizadeh, sebuah opini keras di media Kayhan muncul pada Minggu, 29 November 2020 yang menyarankan agar pemerintah Iran menyerang pelabuhan Haifa, Israel.

Serangan itu dianggap perlu apabila Israel terbukti melakukan serangan terhadap Fakhrizadeh. Pemerintah Iran diharapkan agar menyerang fasilitas tersebut agar menimbulkan banyak korban jiwa.

Tak lama berselang, pada awal Desember ini, beberapa detail baru mengenai fakta pembunuhan Fakhrizadeh pun terkuak. Badan intelijen Israel, Mossad dituduh atas pembunuhan tersebut.

Sebanyak 62 orang termasuk penembak jitu dan pengendara sepeda motor bersenjata api dan bom diduga terlibat dalam eksekusi terhadap Fakhrizadeh.

Baca juga: Iran Tolak Persyaratan Joe Biden untuk Capai Kesepakatan Nuklir

7. Kapan ketegangan konflik Iran-AS menurun?

Dengan terpilihnya Joe Biden sebagai presiden Amerika Serikat selanjutnya, kemungkinan besar ketegangan Iran-AS menurun cukup besar.

Hal ini bisa dilihat dari rencana Biden yang ingin menghidupkan kembali kesepakatan nuklir Iran, setelah sebelumnya dicederai oleh AS di bawah kepemimpinan Trump pada 2018.

Sejak awal pencalonannya sebagai kandidat presiden, Biden telah menyeru kepada pemerintah AS untuk menghapus sanksi terhadap Iran di tengah pergolakan negara itu melawan Covid-19.

Melansir AFP, pada awal Maret Biden sempat mengungkapkan bahwa pemerintah AS harusnya menyiapkan saluran khusus bagi bank dan perusahaan lain agar dapat beroperasi di Iran dan mengeluarkan izin untuk perdagangan obat-obatan serta alat kesehatan.

Jika Iran tidak bersikeras menolak tawaran Biden yang mungkin akan menerapkan rencananya melakukan normalisasi melalui kesepakatan nuklir, ketegangan AS-Iran bisa jadi menurun.

Namun, jika sebaliknya, konflik Iran-AS dapat dipastikan menemui jalan buntu dan atau, lebih parah lagi meningkat, sementara kasus infeksi dan kematian akibat Covid-19 di Iran juga tak dapat dikendalikan.

Dilengkapi dari berbagai tulisan yang ditayangkan jurnalis Kompas.com; Ardi Priyatno Utomo, Ahmad Naufal Dzulfaroh, Aditya Jaya Iswara, Shintaloka Pradita Sicca, Danur Lambang Pristiandaru.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com