Kerry Allen, Analis Media China
Kebanyakan orang China mengetahui kisah mitos Chang'e, seorang Dewi Bulan China.
Ini adalah kisah yang tidak berbeda dengan Romeo & Juliet - tentang seorang wanita yang meminum ramuan keabadian, tanpa sengaja tidak meninggalkan apa pun untuk suaminya, dan tanpa beban, terbang ke Bulan sehingga dia dapat tetap dekat dengannya sampai dia meninggal.
Mitos ini diceritakan setiap tahun saat Festival Pertengahan Musim Gugur/Festival Bulan China, sehingga orang tidak dapat mendengar kata "Chang'e" tanpa membayangkan gambaran romantis tentang Dewi Bulan.
Berdasarkan ini, misi China ke Bulan seperti memanggil sosok wanita yang kuat.
Foto-foto Zhou Chengyu yang berusia 24 tahun telah tersebar di seluruh media pemerintah, dengan komentar tentang bagaimana dia adalah "tentara garis depan di bidang kedirgantaraan" dan "kakak perempuan" yang bisa dijadikan panutan bagi pemuda China.
China semakin berusaha menonjolkan sosok perempuan kuat di negaranya. Kepemimpinan tertinggi negara itu sangat didominasi pria.
Namun pada November, surat kabar nasional Global Times mengundang netizen untuk mengomentari pencapaian tahun ini oleh wanita seperti ilmuwan medis Chen Wei, juru bicara Kementerian Luar Negeri Hua Chunying, dan petarung UFC Zhang Weili.
Tetapi banyak orang di China merasa bahwa peran wanita di negara tersebut masih diremehkan di banyak industri.
Ini adalah poin pembicaraan besar pada September, ketika sebuah drama TV yang menyoroti peran perempuan dalam pertarungan Covid-19 di China secara luas dipandang sebagai seksis.
Baca juga: NASA Bentuk Tim Artemis, Akankah Cetak Sejarah Wanita Pertama di Bulan?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.