BEIJING, KOMPAS.com - Seorang komandan luar angkasa perempuan berusia 24 tahun menjadi viral di media sosial di China, atas prestasinya dalam program eksplorasi Bulan yang dinamakan Chang'e-5.
Meskipun menjadi komandan termuda di Situs Peluncuran Pesawat Luar Angkasa Wenchang, Zhou Chengyu dikenal bekerja sebagai "Kakak" untuk tanda penghormatan.
Misi Chang'e-5 adalah pendaratan ke Bulan ketiga yang berhasil dijalanjan China dalam tujuh tahun.
Chengyu bertanggung jawab atas sistem konektor roket - tugas yang memiliki peran penting dalam program eksplorasi.
Baca juga: Misi Sukses, China Bawa Sampel Material Bulan ke Bumi
Ceritanya secara khusus telah menarik perhatian publik mengingat usianya yang masih muda. Pengguna media sosial telah merayakan "kecemerlangan" Chengyu dan menyebutnya sebagai "sumber kebanggaan" bagi negara.
Zhou Chengyu, the 24-year-ond lady of Tujia ethnic group, took the mission as the commander of the rocket connector system in Chang'e-5 launching. pic.twitter.com/iHwpYn6CWr
— Hua Chunying ??? (@SpokespersonCHN) November 28, 2020
Beberapa orang bercanda dengan menilik pada pencapaian masing-masing dan menanggapi bagaimana mereka tertinggal jauh jika dibangdingkan dengan Chengyu.
Namun, sorotan publik terhadap perempuan asal Provinsi Guizhou itu tampaknya tidak memengaruhinya.
Menurut situs berita Duocai Guizhou Net, Chengyu berulang kali menolak permintaan wawancara karena dia tidak ingin ketenaran yang ia alami itu menghalangi pekerjaannya.
Tujuan dari misi Chang'e-5 - yang namanya diambil dari nama seorang Dewi Bulan China - adalah untuk mengumpulkan bebatuan dan tanah Bulan untuk membantu para ilmuwan mempelajari lebih lanjut tentang formasi Bulan.
Baca juga: China Berhasil Masuki Area Bulan yang Belum Terjamah Manusia
Misi tersebut adalah bagian dari upaya Beijing untuk menjadi negara adidaya luar angkasa, dengan media China menjuluki "impian luar angakasa" - sebagaimana Presiden Xi Jinping meenyebutnya - sebagai satu langkah dalam jalan menuju "peremajaan nasional".
Bagi China, eksplorasi luar angkasa dipandang sebagai cara untuk menampilkan kekuatan teknologinya yang sedang berkembang, serta untuk menunjukkan dirinya sebagai kekuatan yang harus diperhitungkan di panggung dunia.
Profesor Ouyang Ziyuan salah satu ilmuwan terkemuka negara itu mengatakan kepada surat kabar resmi China, People's Daily, pada 2006, "Eksplorasi Bulan adalah cerminan dari kekuatan nasional komprehensif suatu negara."
Tahun lalu China menjadi negara pertama yang berhasil mendaratkan pesawat luar angkasa robotik di sisi jauh Bulan. Dalam beberapa dekade ke depan, pihaknya berencana membangun stasiun penelitian di Bulan dan mengirim orang ke Mars.
Baca juga: NASA Bayar 1 Dollar AS untuk Pemenang Tender Proyek Pengumpulan Batu Bulan