Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Demo di Perancis Lagi-lagi Berujung Bentrok, 142 Orang Ditangkap Polisi

Kompas.com - 13/12/2020, 16:44 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber Daily Mail

PARIS, KOMPAS.com – Kepolisian Perancis menahan 142 orang akibat aksi demonstrasi yang berujung bentrok pada Sabtu (12/12/2020) di Paris.

Para pengunjuk rasa memprotes rancangan undang-undang (RUU) keamanan terbaru yang diusulkan oleh Presiden Perancis Emmanuel Macron.

Aksi protes tersebut merupakan demonstrasi ketiga kalinya yang digelar tiap Sabtu sejak tiga pekan lalu sebagaimana dilansir dari Daily Mail.

Demonstrasi itu berujuk bentrok setelah para pengunjuk rasa melemparkan botol air mineral dan dibalas dengan semprotan air dari water cannon.

Baca juga: Presiden Macron Galang Dukungan Kabinet untuk RUU Anti-Separatime Perancis

Setelah itu, petugas kepolisian mengarungi kerumunan pengunjuk rasa untuk menciduk sejumlah orang.

Polisi menargetkan para pengunjuk rasa yang diduga sebagai dalang kerusuhan pada Sabtu (5/12/2020) pekan lalu karena merusak pertokoan, membakar kendaraan, dan menyerang petugas pada aksi demonstrasi sebelumnya.

Sebelum menggunakan water cannon, polisi awalnya menggunakan semprotan merica, perisai antihuru-hara, dan pentungan dalam bentrokan dengan pengunjuk rasa.

Namun setelah itu, polisi memutuskan menggunakan water cannon dan menangkap 142 pengunjuk rasa yang diduga sebagai penyebab kerusuhan.

Baca juga: Terlepas dari Isu HAM, Perancis Akan Tetap Jual Senjata ke Mesir

RUU keamanan yang diusulkan oleh Macron memicu aksi protes dan warga Perancis turun ke jalan untuk menentang RUU tersebut.

Pemerintah Perancis mengatakan, RUU tersebut diusulkan untuk memerangi radikalisme di Perancis.

Namun, para pengunjuk rasa berdalih bahwa RUU tersebut justru akan membatasi kebebasan individu.

Selain itu, RUU tersebut juga disorot karena akan membatasi peredaran gambar dan video polisi di media dan internet.

Baca juga: Demo di Perancis Berakhir Bentrok, Massa Bakar Kendaraan dan Hancurkan Teras Toko

Hal itu dikhawatirkan akan menyulitkan upaya pengungkapan kebrutralan yang dilakukan oleh polisi.

Pada Sabtu pekan lalu, aksi unjuk rasa di Paris juga berujung rusuh karena disulut oleh gerombolan perusuh.

Kala itu, api dan asap hitam memenuhi Paris setelah sekelompok orang yang memakai pakaian serba hitam dan mengenakan masker hitam mulai melempar barang-barang ke arah polisi, termasuk bom molotov.

Menteri Dalam Negeri Perancis, Gerald Darmanin, mengatakan bahwa sedikitnya 64 orang ditangkap dalam aksi protes pekan lalu.

Baca juga: Kelompok Black Blocs Disebut Dalang Kerusuhan di Paris, Siapa Mereka?

Kerusuhan tersebut juga menimbulkan korban luka dari pihak kepolisian. Sebanyak delapan petugas kepolisian dilaporkan mengalami luka-luka.

Dalam sebuah unggahan di Twitter, Darmanin memuji polisi karena menghadapi individu yang dia anggap sangat kejam.

Aksi unjuk rasa pada Sabtu pekan lalu juga melanda kota-kota lain selain Paris seperti Marseille, Lyon, Lille, dan lainnya.

Kementerian Dalam Negeri Perancis mengatakan bahwa aksi unjuk rasa pada Sabtu pekan lalu dihadiri oleh sekitar 52.000 orang di seluruh Perancis.

Baca juga: Rusuh Demo di Paris Dipicu UU yang Batasi Kebebasan Sipil

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com