KOMPAS.com - Dunia dikejutkan dengan berita meninggalnya legenda sepak bola Argentina, Diego Maradona, pada 25 November lalu.
Mantan gelandang serang dan pelatih tim nasional Argentina itu menderita serangan jantung di rumahnya di Buenos Aires.
Kontroversi sempat mewarnai kepergiannya. Pasalnya operasi atas pembekuan darah di otak pada awal November sebelumnya dinyatakan sukses. Ia juga menjalani pengobatan atas ketergantungan alkohol yang dideritanya.
Tapi kemudian hasil otopsi dari otoritas lokal di Buenos Aires mengkonfirmasi bahwa Maradona meninggal karena sebab alami.
Secara khusus, Presiden Argentina Alberto Fernandez menyatakan tiga hari berkabung nasional di Argentina. Bendera setengah tiang dikibarkan untuk mengenang jasa ‘The Golden Boy’ (Anak Emas) Argentina ini.
"Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat di antara mereka semua,” tulis Fernandez dalam sebuah unggahan sosial media.
Baca juga: Maradona Meninggal, Dokternya Mengaku Dijadikan Kambing Hitam
Penggemar menaruh lilin dan bunga di sepanjang dinding di sekitar lapangan markas Napoli. Sejak Jumat (11/12/2020), pemerintah kota secara resmi mengubah nama stadion itu menggunakan nama sang legenda Diego Armando Maradona.
Seorang Senator Argentina bahkan mengusulkan untuk memasang gambar mendiang bintang sepak bola Diego Maradona pada uang kertas baru dengan denominasi tertinggi 1.000 peso.
Tapi sebelum pemain Argentina yang bertubuh kecil itu menjadi salah satu orang yang paling dikenal di dunia, dia hanyalah anak kulit hitam kecil dari daerah kumuh di Argentina.
Lahir [ada 1960 di Villa Fiorito di Buenos Aires, Maradona pernah mengatakan sepak bola adalah "penyelamat" yang membantunya mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan