KOMPAS.com - Pandemi virus corona tak hanya melumpuhkan kesehatan manusia, tapi juga menyerang sendi-sendi perekonomian.
Dari sekian sektor yang paling parah terdampak pandemi, bisnis penerbangan adalah salah satu sektor yang sangat terpuruk.
Diwartakan Kompas.com sebelumnya, jumlah penerbangan menurun drastis begitu Covid-19 merebak.
Penurunan jumlah penerbangan itu bahkan tidak pernah terjadi dan bahkan tidak pernah diramalkan orang sebelumnya sepanjang sejarah.
Akhirnya, maskapai penerbangan melalukan berbagai cara dari mulai memotong jumlah karyawan hingga banting setir melirik bisnis lain.
Para karyawan korban pemutusan hubungan kerja ( PHK) dari maskapai penerbangan juga harus memutar otak suapya dapat bertahan hidup.
Berikut kami rangkumkan beberapa cerita mengenai mantan karyawan maskapai penerbangan bahkan maskapai penerbangan itu sendiri saat menghadapi pandemi Covid-19.
Baca juga: Kebangkrutan Maskapai Penerbangan di Ambang Mata
Maskapai penerbangan asal Thailand, Thai Airways, mengumumkan bahwa perusahaannya bangkrut dengan total kerugiannya cukup besar.
Maskapai ini bahkan dinyatakan bangkrut dengan total utang 332,2 miliar baht (Rp 157 triliun).
Namun, manajemen memututar otak supaya perusahaan terus berjalan. Akhirnya, Thai Airways memutuskan untuk menjual gorengan olahan sendiri.
Tulis komentar dengan menyertakan tagar #JernihBerkomentar dan #MelihatHarapan di kolom komentar artikel Kompas.com. Menangkan E-Voucher senilai Jutaan Rupiah dan 1 unit Smartphone.
Syarat & Ketentuan