Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

[BIOGRAFI TOKOH DUNIA] Diego Maradona, Anak Emas Argentina di Sepak Bola

Mantan gelandang serang dan pelatih tim nasional Argentina itu menderita serangan jantung di rumahnya di Buenos Aires.

Kontroversi sempat mewarnai kepergiannya. Pasalnya operasi atas pembekuan darah di otak pada awal November sebelumnya dinyatakan sukses. Ia juga menjalani pengobatan atas ketergantungan alkohol yang dideritanya.

Tapi kemudian hasil otopsi dari otoritas lokal di Buenos Aires mengkonfirmasi bahwa Maradona meninggal karena sebab alami.

Secara khusus, Presiden Argentina Alberto Fernandez menyatakan tiga hari berkabung nasional di Argentina. Bendera setengah tiang dikibarkan untuk mengenang jasa ‘The Golden Boy’ (Anak Emas) Argentina ini.

"Anda membawa kami ke puncak dunia. Anda membuat kami sangat bahagia. Anda adalah yang terhebat di antara mereka semua,” tulis Fernandez dalam sebuah unggahan sosial media.

Penggemar menaruh lilin dan bunga di sepanjang dinding di sekitar lapangan markas Napoli. Sejak Jumat (11/12/2020), pemerintah kota secara resmi mengubah nama stadion itu menggunakan nama sang legenda Diego Armando Maradona.

Seorang Senator Argentina bahkan mengusulkan untuk memasang gambar mendiang bintang sepak bola Diego Maradona pada uang kertas baru dengan denominasi tertinggi 1.000 peso.

Kemampuan individu luar biasa

Tapi sebelum pemain Argentina yang bertubuh kecil itu menjadi salah satu orang yang paling dikenal di dunia, dia hanyalah anak kulit hitam kecil dari daerah kumuh di Argentina.

Lahir [ada 1960 di Villa Fiorito di Buenos Aires, Maradona pernah mengatakan sepak bola adalah "penyelamat" yang membantunya mengangkat keluarganya keluar dari kemiskinan.

Bakat sepak bolanya segera mencuri perhatian saat menjalani uji coba di Argentinos Juniors. Pelatih Junior Francisco Cornejo, yang pertama kali melihat Maradona, tidak percaya bahwa dia baru berusia delapan tahun.

Cornejo menilai Maradona kecil sudah bermain dengan kemampuan orang dewasa.

Dia menjadi pemain termuda dalam sejarah liga Argentina melalui debut profesional untuk Argentinos Juniors.

Kemampuan individualnya disebut tak tertandingi oleh pemain lain di masanya sehingga membuatnya dijuluki "The Golden Boy". Hal itu berkat aksinya mengoper, menembak, menggiring bola, hingga kemampuan melewati pemain yang memukau.

Setelah lima tahun di Argentinos Juniors, Maradona menjadi pemain paling diburu di Argentina. Ia berhasil pindah ke klub impian masa kecilnya, Boca Juniors pada usia 20 tahun dengan rekor penjualan 4 juta dollar AS (Rp 56,3 miliar).

Di musim pertamanya di Boca Juniors, dia membawa timnya meraih gelar liga.

Pemain Mahal Di Jamannya

Pada tahun 1982, Maradona menetapkan biaya transfer rekor dunia yang ditandatangani oleh Barcelona sebesar 7,6 juta dollar AS, setara 106,9 miliar saat ini.

Di Barcelona, Maradona mencetak 38 gol dalam 58 pertandingan. Pada 1983, ia membantu Barcelona menjuarai Copa del Rey dan Piala Super Spanyol.

Selanjutnya, perpindahannya ke Napoli sempat menimbulkan pergunjingan. Pasalnya kota termiskin di Italia saat itu justru bisa membeli pemain termahal di dunia.

Tapi dengan permainan yang cemerlang ia berhasil membawa Napoli sukses besar. Ia mengangkat Napoli yang sering dipandang sebagai tim lemah ke puncak sepak bola Italia.

Dengan Maradona, tim memenangkan gelar pada 1987 dan 1990.

Tugas Maradona bersama Napoli berakhir ketika ia ditangkap di Argentina karena kepemilikan kokain dan menerima skorsing selama 15 bulan dari bermain sepak bola.

Prestasi dan kontroversi

Sepanjang kariernya, Maradona mencetak 34 gol dalam 91 penampilan untuk Argentina. Ia menjadi perwakilan negara Amerika Selatan itu dalam empat Piala Dunia, pada 1982, 1986, 1990, dan 1994.

Dia mencetak gol terbesar di final Piala Dunia 1986 dan memimpin Argentina menjadi juara melawan Jerman Barat.

Kemenangan Argentina saat itu tidak terlepas dari sejumlah kontroversi. Pasalnya kemenangan atas Inggris di perempat final dihasilkan dari dua gol kontroversial yang dia buat.

Gol pertama dicetak dengan tangannya. Wasit saat itu salah mengira bola telah mengenai kepalanya). Sampai sekarang gol itu dikenang sebagai gol "Tangan Tuhan" (Hand of God).

Sementara gol kedua terjadi setelah Maradona secara memukau berhasil menguasai bola di lini tengah dan menggiring bola melewati bek Inggris dan kiper sebelum memasukkan bola ke gawang.

Sayangnya dia tidak menyelesaikan Piala Dunia 1994, karena dinyatakan positif menggunakan efedrin obat dan sekali lagi diskors.

Masa pensiun

Kokain sering disebut sebagai saingan terberat bagi Maradona.

Pada tahun 2000, dia sempat dirawat di rumah sakit dan dilaporkan hampir meninggal. Kejadian berulang pada tahun 2004 karena masalah jantung yang disebabkan oleh kokain.

Maradona kemudian mengatakan bahwa dia telah mengatasi masalah obat tersebut.

Meskipun reputasinya sempat ternoda oleh masalah narkoba dan sejumlah kecerobohan di luar lapangan, Maradona tetap diidolakan di Argentina.

Setelah pensiun bermain, ia memegang beberapa peran manajerial sebagai pelatih nasional Argentina dari 2008 hingga 2010.

Ia memimpin Argentina ke perempat final Piala Dunia 2010. Sayangnya jabatan itu tidak lama di pegangnya karena badan sepak bola negara itu tidak bisa menyetujui perpanjangan kontraknya sebagai pelatih.

Pada 2011 Maradona melatih klub Uni Emirat Arab Al Wasl. Namun, tim tersebut kesulitan, dan Maradona dipecat tahun berikutnya.

Dia bekerja untuk beberapa klub lain sebelum menjadi pelatih Dorados de Sinaloa dari Meksiko pada 2018.

https://www.kompas.com/global/read/2020/12/12/175242970/biografi-tokoh-dunia-diego-maradona-anak-emas-argentina-di-sepak-bola

Terkini Lainnya

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Sejak Apartheid Dihapuskan dari Afrika Selatan, Apa Yang Berubah?

Internasional
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Punggung Basah dan Kepala Pusing, Pelajar Filipina Menderita akibat Panas Ekstrem

Global
Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Anak Muda Korsel Mengaku Siap Perang jika Diserang Korut

Global
Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Demonstran Pro-Palestina di UCLA Bentrok dengan Pendukung Israel

Global
Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Sepak Terjang Subhash Kapoor Selundupkan Artefak Asia Tenggara ke New York

Global
Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Penyebab Kenapa Menyingkirkan Bom yang Belum Meledak di Gaza Butuh Waktu Bertahun-tahun

Global
30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

30 Tahun Setelah Politik Apartheid di Afrika Selatan Berakhir

Internasional
Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Rangkuman Hari Ke-795 Serangan Rusia ke Ukraina: Buruknya Situasi Garis Depan | Desa Dekat Avdiivka Lepas

Global
Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Dubai Mulai Bangun Terminal Terbesar Dunia di Bandara Al Maktoum

Global
[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

[KABAR DUNIA SEPEKAN] Tabrakan Helikopter Malaysia | Artefak Majapahit Dicuri

Global
Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Bangladesh Liburkan 33 Murid dan Mahasiswa karena Cuaca Panas

Global
Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Dilema Sepak Bola Hong Kong, dari Lagu Kebangsaan hingga Hubungan dengan China

Global
Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Panglima Ukraina: Situasi Garis Depan Memburuk, Rusia Unggul Personel dan Senjata

Global
Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Jam Tangan Penumpang Terkaya Titanic Laku Dilelang Rp 23,75 Miliar

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke