Total terdapat 22 terpidana yang dieksekusi tahun lalu oleh negara-negara bagian, tapi hukuman mati di tingkat negara bagian mengalami tren penurunan.
Semakin banyak negara bagian yang kini menghapuskan hukuman mati, dan sebagian besar negara bagian secara resmi melarang pratik itu atau belum pernah melaksanakan hukuman mati selama lebih dari satu dekade.
Opini publik juga telah berubah mengenai hukuman mati ini.
Baca juga: Simpan 19 Kilogram Sabu, Bapak dan Anak di Palu Terancam Hukuman Mati
Jajak pendapat Gallup pada November 2019 menunjukkan bahwa 60 persen warga AS lebih mendukung hukuman penjara seumur hidup, dibandingkan hukuman mati untuk pertama kalinya sejak survei diadakan lebih dari 30 tahun lalu.
"Dukungan masyarakat untuk hukuman mati mencapai titik terendah pada dekade ini," jelas Ndulue.
Pada Juli 2019, Barr mengumumkan rencana eksekusi lima terpidana mati, meskipun muncul penentangan masyarakat dan praktik yang berlaku.
"Kongres sudah jelas menyetujui hukuman mati," katanya ketika itu.
"Departemen Kehakiman menegakkan hukum - dan demi para korban dan keluarga mereka, kita menerapkan vonis yang dijatuhkan oleh sistem kehakiman kita."
Dikatakannya, para narapidana tersebut dinyatakan bersalah membunuh atau memerkosa anak-anak dan warga usia lanjut.
Tetapi langkah itu ditentang keras oleh kalangan Demokrat dan organisasi hak asasi manusia.
Baca juga: Senat AS Gagal Hentikan Trump Jual Jet Tempur F-35 ke Uni Emirat Arab
"Kami memandang hukuman mati ini adalah hukuman sewenang-wenang yang melanggar konsitusi yang seharusnya sudah dihapus puluhan tahun lalu," kata Lisa Cylar Barrett, direktur kebijakan di NCAAP Legal Defense Fund.
Dan pemilihan terpidana mati tertentu memperburuk tudingan bahwa keputusan itu dilandasi kepentingan politik.
Eksekusi kelompok pertama pertengahan tahun ini - bertepatan dengan gelombang unjuk rasa antirasisme - terdiri dari orang-orang kulit putih seluruhnya. Untuk gelombang sekarang, empat dari lima yang direncanakan akan dieksekusi adalah warga Amerika keturunan Afrika.
Menurut Ndulue, hal itu bukan karena "kebetulan" jika tak ada terpidana kulit hitam yang dihukum mati selama periode "kesadaran meningkat tentang kesenjangan rasial terkait dengan hukuman mati tingkat federal".
Jika hukuman mati Brandon Bernard dan Alfred Bourgeois dilaksanakan, 10 terpidana yang dieksekusi selama tahun 2020 ini akan menjadi jumlah terbanyak setahun yang tidak ada tandingannya.