LONDON, KOMPAS.com - Ratu Inggris Elizabeth II akan disuntik vaksin corona Pfizer-BioNTech dalam beberapa minggu ke depan, setelah regulator memberikan persetujuan darurat penggunaan vaksin tersebut.
Ratu Elizabeth II (94) dan suaminya, Pangeran Philip (99), akan mendapat vaksin Covid-19 lebih awal karena faktor usia tapi tidak akan menerima perlakuan istimewa, menurut laporan Mail on Sunday.
Surat kabar itu juga melaporkan, Ratu Elizabeth II bersedia disuntik untuk menjadi contoh agar orang-orang lain juga melakukannya. Sebab ada kekhawatiran kelompok bernama anti-vaxxers akan menggaungkan penolakan vaksin.
Baca juga: Cek Fakta Sepekan: Narasi Keliru soal Vaksin Virus Corona dan Pandemi Covid-19
Inggris pada Rabu (2/12/2020) telah memberikan persetujuan darurat untuk vaksin virus corona Pfizer-BioNTech. Para pejabat kesehatan kemudian menetapkan skala prioritas penyuntikan berdasarkan usia dan risiko tertular Covid-19.
Lansia penghuni panti jompo dan para pengasuhnya akan menjadi kelompok pertama yang disuntik, diikuti orang-orang dengan usia 80 tahun ke atas, dan staf kesehatan serta perawatan di garis depan.
Kategori selanjutnya adalah para lansia dan yang secara klinis sangat berisiko tertular virus corona, lalu kriteria di bawahnya ditetapkan berdasarkan usia.
Baca juga: Setelah Inggris, Bahrain Beri Otorisasi Darurat Vaksin Covid-19 Pfizer dan BioNTech
Istana Buckhingkam belum menanggapi permintaan berkomentar yang diajukan kantor berita AFP, tentang rencana vaksinasi Ratu Elizabeth II.
Inggris sudah memesan 40 juta dosis vaksin, dan kloter pertama yang berjumlah 800.000 dosis akan diluncurkan pekan depan.
Regulator Inggris bersikeras vaksin Pfizer-BioNTech memenuhi semua standar keselamatan, meski proses pembuatannya yang cepat dipertanyakan oleh para pejabat di Amerika Serikat dan Eropa.
Baca juga: WHO Targetkan 500 Juta Vaksin Covid-19 pada Kuartal Pertama 2021
Vaksin virus corona ini diproduksi di pabrik Pfizer di Puurs, Belgia, dan harus diangkut dengan kargo termal yang suhunya diatur menggunakan es kering.
The Observer pada Sabtu (5/12/2020) melaporkan, para menteri telah menyusun rencana darurat untuk menerbangkan jutaan dosis ke Inggris dengan pesawat militer, jika terjadi gangguan terkait Brexit di pelabuhan Inggris.
Pembicaraan untuk menyelesaikan kesepakatan perdagangan bebas Inggris-Uni Eropa masih terhambat, dan hanya beberapa hari tersisa jelang deadline.
Baca juga: Joe Biden Tidak Akan Wajibkan Suntik Vaksin Covid-19 di AS, Ini Alasannya...
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.