Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Presiden Trump Rencanakan Beri Pengampunan Hukum untuk Anak, Menantu, dan Pengacara Pribadinya

Kompas.com - 03/12/2020, 13:48 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Donald Trump telah berdiskusi dengan para penasihat untuk memberikan pengampunan pre-emtif kepada anak-anak, menantu laki-laki, dan pengacara pribadinya, Rudolph W.Giuliani, yang tengah diselidiki keterlibatan kasus. 

Trump berkoar-koar mengungkapkan khawatirannya jika Departemen Kehakiman di bawah kuasa Biden mungkin akan menuntut pembalasan terhadap dirinya dengan menargetkan 3 anak tertua dari 5 anaknya, yaitu Donald Trump Jr., Eric Trump, dan Ivanka Trump.

Selain itu, juga ia khawatir presiden terpilih Joe Biden akan menyerang suami Ivanka Trump, Jared Kushner, penasihat senior Gedung Putih, seperti yang dilansir dari New York Times pada Rabu (2/12/2020).

Donald Trump Jr. telah diselidiki oleh Robert S. Mueller III, Direktur Biro Investigasi Federal, terkait tentang kontaknya dengan orang-orang Rusia, yang menawarkan perusakan informasi dari Hillary Clinton selama kampanye pada 2016 silam.

Namun, sejauh ini Trump Jr. belum pernah mendapatkan hukumannya.

Baca juga: Donald Trump: Sampai Jumpa Empat Tahun Lagi

Kushner memberikan informasi palsu kepada otoritas federal tentang kontaknya dengan orang asing untuk izin keamanannya, tetapi tetap diberikan pengampunan oleh presiden.

Sementara itu, juga tidak jelas kekhawatiran Trump tentang potensi terpaan kriminal terhadap Eric Trump atau Ivanka Trump.

Mereka diselidiki oleh jaksa distrik Manhattan terkait Trump Organization yang menghapus pajak jutaan dollar AS dalam biaya konsultasi oleh perusahaan, beberapa di antaranya tampaknya masuk ke kantong Ivanka.

Pengampunan presiden, bagaimanapun, tidak memberikan perlindungan hukum terhadap pengadilan atas kejahatan di negara bagian atau lokal.

Sementara itu, potensi terpaan kriminal terhadap Giuliani juga tidak jelas.

Baru-baru ini pada musim panas, dia sedang diselidiki oleh jaksa federal di Manhattan atas masalah bisnisnya di Ukraina dan perannya dalam menggulingkan duta besar Amerika di sana.

Baca juga: Trump Ancam Veto Anggaran Belanja Militer, Ada Apa?

Plot tersebut berada di ujung berakhirnya masa jabatan Trump sebagai presiden.

Spekulasi tentang kegiatan pengampunan di Gedung Putih berputar dengan cepat, menyoroti pemerintahan Trump telah banyak mendapatkan investigasi dan penuntutan pidana terhadap orang-orang terdekat presiden.

Trump sendiri dipilih oleh jaksa federal sebagai "Individu 1" dalam pengajuan pengadilan dalam kasus yang mengirim Michael D. Cohen, mantan pengacara dan pemecah masalah, ke penjara.

Diskusi antara Trump dan Giuliani terjadi ketika mantan wali kota New York telah menjadi salah satu suara paling keras yang mendorong klaim tak berdasar tentang kecurangan yang meluas dalam pemilu 2020, yang masih dinyatakan Trump secara terbuka bahwa dia menang.

Banyak asisten lama Trump telah menolak untuk menyuarakan pendapat kemenangannya yang menjadi upaya membatalkan pemilihan yang dimenangkan oleh Presiden terpilih Joseph R. Biden Jr. dengan hampir tujuh juta suara.

Baca juga: Pengacara Trump Sebut Mantan Kepala Keamanan Pemilu AS Harusnya Diseret dan Ditembak

Namun, Giuliani telah berulang kali menjadi sorotan untuk meragukan hasil pemilu, yang telah membuatnya klop dengan presiden.

ABC News melaporkan sebelumnya pada Selasa, bahwa Trump sedang mempertimbangkan untuk mengampuni anggota keluarga.

Seorang juru bicara Trump tidak menanggapi email yang meminta komentar.

Giuliani tidak menanggapi pesan yang meminta komentar, tetapi setelah versi artikel ini dipublikasikan secara online, dia menyerangnya di Twitter dan mengatakan itu palsu.

Christianné L. Allen, juru bicara Giuliani, berkata bahwa Giuliani "tidak dapat berkomentar tentang setiap diskusi yang dia lakukan dengan kliennya."

Baca juga: Menantu Trump Akan Kunjungi Arab Saudi dan Qatar, Ini yang Dibahas

Dan pengacara Giuliani, Robert Costello, berkata, “Dia tidak peduli dengan penyelidikan ini karena dia tidak melakukan kesalahan apa pun, dan itu adalah posisi kami sejak Hari ke-1”.

Trump telah menggunakan kekuatan grasi secara bebas dalam kasus-kasus yang beresonansi dengannya secara pribadi atau untuk orang-orang yang memiliki hubungan langsung dengannya, seperti teman atau keluarga, sementara ribuan kasus lain menunggu peninjauannya.

Pengampunan untuk Giuliani pasti akan memicu tuduhan bahwa Trump telah menggunakan kuasa pengampunannya untuk menghalangi penyelidikan dan melindungi dirinya dan sekutunya.

Andrew A. Weissmann, seorang jaksa penuntut tertinggi untuk Mueller, telah mengatakan bahwa pengampunan yang diberikan oleh Trump untuk sekutunya menghalangi pekerjaan mereka.

Baca juga: Kawan Trump, Presiden Bolsonaro Yakini Ada Penipuan dalam Pemilu AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

AS Kirim Kapal Perang Jelang Pelantikan Presiden Taiwan

Global
Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Rangkuman Hari Ke-805 Serangan Rusia ke Ukraina: Jika Perancis Kirim Pasukan | Mengenal Chloropicrin

Global
Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Serangan Israel Tewaskan Komandan Angkatan Laut Hamas

Global
Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Hamas Tolak Berkompromi Lebih Banyak dengan Israel Terkait Gencatan Senjata

Global
Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Israel Serang Rafah: Jalanan Sepi, Warga Ketakutan

Global
Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Protes Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam Dibubarkan Polisi

Global
Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Biden Menyesal AS Kirim Senjata ke Israel yang Menewaskan Warga Palestina

Global
AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

AS Tegas Peringatkan Israel, Pasokan Senjata Akan Disetop jika Lanjutkan Serang Rafah

Global
[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

[POPULER GLOBAL] PRT Dapat Warisan Rp 43,5 Miliar | Israel Serang Rafah

Global
Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Israel Serang Rafah: Hamas Lawan Balik, AS Hentikan Pengiriman Senjata

Global
Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Militer Taiwan Siap Hadapi Apapun Langkah China saat Presiden Lai Mulai Menjabat

Global
Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Ada Air Terjun di Kantor, Ternyata Ini Penyebabnya

Global
Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Pria China Bangun dari Koma 10 Tahun Berkat Perawatan Tulus Istrinya

Global
Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Ukraina Kemungkinan Mati Listrik di Seluruh Negeri Usai Serangan Besar Rusia

Global
India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

India Tangkap 4 Orang yang Dituduh Selundupkan Orang untuk Jadi Tentara Rusia di Ukraina

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com