Namun konsitutsi pasca-perang Jepang menyebabkan banyak kelompok artistokrat dan cabang-cabang kecil keluarga kerajaan dibubarkan. Akibatnya, yang tertinggal adalah keluarga inti kekaisaran.
Dewasa ini, para putri muda Jepang tak punya pilihan lain, kecuali menikah dengan orang biasa.
Putri Mako telah memutuskan untuk menikah dengan pacarnya sejak bangku kuliah, Kei Komuro. Pemuda ini tidak kaya dan juga tidak memiliki jaringan yang cukup luas.
Ibu Komuro dilaporkan meminjam uang dari tunangannya saat itu untuk membiayai pendidikan anaknya. Apakah uang itu pemberian atau pinjaman? Komuro mengatakan pinjaman itu pemberian tapi mantan tunangan ibunya menyatakan itu uang utang.
Apa pun itu, Putra Mahkota Fumihito tak begitu senang dengan cara calon menantunya menangani sengketa keuangan.
Baca juga: SMP Jepang Wajibkan Pakaian Dalam Putih, Tarik Tali Bra Siswi untuk Periksa Warnanya
Bila Putri Mako jadi menikah dengan Komuro, sang putri akan kehilangan gelar kerajaan dan semua bantuan keuangan. Ia akan menjadi orang biasa.
Dan inilah penjelasan yang lebih membosankan. Seorang teman yang mengamati kehidupan di Jepang selama lebih dari 25 tahun, mengatakan alasannya karena terkait pekerjaan.
"Alasannya sama saja seperti yang dialami anak-anak muda Jepang lain yang kesulitan untuk menikah," katanya.
"Dia tidak memiliki pekerjaan yang layak dengan kepastian kerja seumur hidup. Dua puluh tahun lalu, 80 persen pria Jepang memiliki pekerjaan yang dapat disebut jaminan seumur hidup."
"Sekarang, di bawah 50 persen. Apa yang disebut mimpi Jepang, saat ini menjadi hal yang sulit bagi banyak anak muda Jepang."
Baca juga: Dikabarkan Bakal Undang Kim Jong Un ke Olimpiade Tokyo 2020, Ini Jawaban Jepang
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.