Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Cara China Tumbuhkan Loyalitas Warga Hong Kong: Reformasi Pendidikan

Kompas.com - 29/11/2020, 18:22 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Editor

“Murid harus diberitahu agar tidak melakukan hal-hal yang membahayakan keamanan dan kepentingan negara. Kami ingin membudidayakan rasa patriotisme,” katanya.

Dua pejabat China mengatakan kepada Reuters, pihaknya memperkirakan reformasi pendidikan di Hong Kong akan rampung sebelum masa jabatan Kepala Eksekutif, Carrie Lam, berakhir pada 2022 mendatang.

Salah seorang sumber mengeklaim, reformasi itu akan melibatkan tindak pengawasan yang lebih ketat terhadap tenaga pengajar.

Namun rencana Beijing menemui hambatan. Serikat Guru Professional Hong Kong (HKPTU) yang beranggotakan 100.000 orang dan dikepalai tokoh pro-demokrasi, sudah membentuk dana bantuan hukum untuk membantu guru yang menjadi sasaran pemerintah.

Baca juga: Anggota Parlemen Pro-Demokrasi Hong Kong Rencanakan Pengunduran Diri Massal

Ip Kin-yuen, anggota legislatif pro-demokrasi dan wakil presiden HKPTU, mengatakan dirinya ingin agar orang menyadari bahwa mereka masih berjuang, mungkin dengan cara yang berbeda, tapi perlawanan tetap ada.

Di pihak Beijing, berdiri sekelompok warga sipil seperti Chua Chiu-fai yang mengajar bahasa Mandarin di sebuah lembaga bimbingan belajar.

Dia meluncurkan program pengawasan orangtua murid untuk meredam kebencian terhadap China dan pemerintah Hong Kong.

Dia meminta orangtua murid mengumpulkan barang bukti, seperti buku catatan, tugas sekolah, atau rekaman.

Baca juga: Hendak Cari Suaka ke AS, Aktivis Hong Kong Tony Chung Ditangkap

Jika sekolah lambat menindaklanjuti setelah dilaporkan, mereka akan melanjutkan laporan kepada Biro Pendidikan Hong Kong.

Ketika ditanya Reuters soal video guru yang memerintahkan murid mengumpulkan batu, Chua mengatakan dia melihatnya di sebuah pesan WhatsApp, tanpa bisa mengingat peristiwa atau lokasi spesifik.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com