Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Kisah Maradona dan Persahabatannya dengan Para Pemimpin Kiri Amerika Latin

Kompas.com - 27/11/2020, 11:26 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

Sumber Reuters,BBC

Tedeschi lalu mengenang momen saat Maradona ke rumahnya dan mengajaknya mengunjungi Castro secara mendadak.

Di sela-sela agenda padatnya, pemimpin revolusi Kuba itu menyempatkan tiga jam bertemu mereka termasuk bermain sepak bola di kantornya.

"Mereka selalu bicara tentang politik - Diego sangat tertarik dengan politik," ungkap Tedeschi, menambahkan bahwa Castro juga melakukan kunjungan spontan ke rumahnya di Havana.

Pada 2005 Maradona mewawancarai Castro di program TV Argentina, meminta pendapatnya tentang George W Bush yang terpilih lagi jadi Presiden Amerika.

Castro menjawab, "Penipuan. Mafia teroris Miami!"

Keakraban ini juga membuat pencetak gol Tangan Tuhan itu jadi alat propaganda bagi para pemimpin sayap kiri Amerika Latin.

"Diego adalah tipe orang yang segala perkataannya akan berdampak," kata Tedeschi. "Dan bagi Fidel, propaganda semacam itu sangat bagus."

Secara tak terduga, Maradona juga meninggal di tanggal yang sama dengan Fidel Castro yaitu 25 November, berselang 4 tahun setelah wafatnya sang idola.

Baca juga: Diego Maradona Meninggal, Tanggal Kematiannya Sama Seperti Wafatnya Fidel Castro

"Kedua tanggal ini saling berkaitan pada 25 November, dan akan menembus sejarah: dua orang hebat, satu di sepak bola dan yang lainnya dari revolusi Kuba," kata Luis Perez (64) seorang pensiunan di Havana.

Menteri Luar Negeri Kuba Bruno Rodriguez berkicau di Twitter, "Persahabatan Maradona dengan Kuba dan terutama dengan Fidel menjadikannya bagian dari orang-orang ini."

Lalu eks Presiden Bolivia, Evo Morales, menyampaikan belasungkawanya melalui pesan tertulis.

"Dengan kesedihan hati, saya mendapat kabar tentang wafatnya saudara lelaki saya, Diego Armando Maradona, seseorang yang pernah merasakan dan berjuang untuk orang miskin, pemain sepak bola terbaik di dunia," tulis Morales yang juga menggemari olahraga 11 lawan 11 itu.

Morales pernah mendatangkan Maradona untuk melawannya dalam laga amal di La Paz pada 2008. Laga itu juga diadakan untuk menentang larang FIFA untuk pertandingan di dataran tinggi, yang kemudian dibatalkan.

Baca juga: Maradona Meninggal, Koran Seluruh Dunia Beri Penghormatan, Ada yang Menulis Tuhan Telah Mati

Kemudian Presiden Venezuela Nicolas Maduro yang merupakan suksesor Morales dan Chavez, juga menyampaikan belasungkawa di Twitter. Maradona pernah mendukung Maduro dalam menghadapi sanksi AS terhadap pemerintahannya.

Dalam wawancara dengan surat kabar Argentina Clarin pada 2018, Maradona sempat berkata sedang mempertimbangkan terjun ke kancah politik, mungkin sebagai cawapres Cristina Fernandez yang mengagumi Eva Peron, di pemilu 2019 untuk menggulingkan pemerintah yang saat itu konservatif.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com