WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengumumkan pada Rabu (25/11/2020) bahwa dia telah memaafkan Michael Flynn, mantan penasihat keamanan yang berbohong soal kontak Rusia-nya dan memicu penyelidikan yang meresahkan atas kolusi kampanye Trump dengan Moskwa.
Pengampunan yang diharapkan itu datang pada pekan-pekan terakhir kepresidenan Trump. Dua tahun sebelumnya, Flynn terus melawan tuduhan yang diberikan kepadanya dan berusaha menutupi skema kerja sama yang berbahaya dengan Rusia.
Flynn mengaku bersalah pada tahun 2017 karena berbohong kepada FBI pada hari-hari awal penyelidikan, dan dipaksa untuk mengundurkan diri sebagai penasihat keamanan nasional Trump pada Februari 2017.
Baca juga: Biden: Pemerintahan Trump Tulus Melakukan Transisi Kekuasaan Kepadanya
Tetapi setelah mengaku bersalah, dua kali, ke pengadilan federal Washington, mantan kepala intelijen Pentagon itu berbalik, berusaha untuk menarik pembelaannya sebelum hukuman dijatuhkan.
"Merupakan Kehormatan Besar saya untuk mengumumkan bahwa Jenderal Michael T. Flynn telah diberikan Pengampunan Penuh. Selamat kepada @GenFlynn dan keluarga, saya yakin Anda kini menikmati Thanksgiving yang benar-benar fantastis," twit Trump di Twitternya.
Baca juga: Menyusul Flynn, Calon Menaker AS Usulan Trump Pun Mundur
It is my Great Honor to announce that General Michael T. Flynn has been granted a Full Pardon. Congratulations to @GenFlynn and his wonderful family, I know you will now have a truly fantastic Thanksgiving!
— Donald J. Trump (@realDonaldTrump) November 25, 2020
Flynn awalnya menjadi sasaran dalam penyelidikan kontraintelijen FBI setelah dia melakukan panggilan telepon rahasia dengan duta besar Rusia untuk AS pada Desember 2016, setelah kemenangan pemilihan Trump tetapi sebelum Trump menjabat.
Baca juga: Trump Tak Peduli Campur Tangan Rusia dalam Pilpres 2016, karena AS Juga Melakukannya
Partai Demokrat marah
Partai Demokrat menyatakan kemarahan mereka atas pengampunan Flynn. Pengampunan itu dilakukan ketika hakim yang bertanggung jawab atas kasusnya menolak upaya Departemen Kehakiman untuk membatalkannya.
"Trump sekali lagi menyalahgunakan kuasa pengampunan untuk memberi penghargaan kepada Michael Flynn, yang memilih loyalitas kepada Trump daripada loyalitas kepada negaranya," kata Adam Schiff, ketua Komite Intelijen DPR yang juga menyelidiki kolusi Rusia dikutip AFP.
"Flynn berbohong kepada FBI tentang komunikasinya dengan Rusia, upaya yang merusak kebijakan luar negeri AS setelah sanksi dijatuhkan pada Rusia karena mencampuri pemilihan kami," katanya.
"Pengampunan oleh Trump tidak menghapus kebenaran itu, tidak peduli bagaimana Trump dan sekutunya mencoba melakukan hal sebaliknya."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.