Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Armenia Minta agar Relasi Militer dengan Rusia Diperkuat

Kompas.com - 21/11/2020, 20:00 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

YEREVAN, KOMPAS.com - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menyerukan adanya kooperasi militer dalam tingkat yang lebih besar dengan Rusia.

Pernyataan itu disampaikannya satu hari setelah pasukan Azerbaijan sampai di sebagian wilayah Nagorno-Karabakh yang ditinggalkan separatis.

Berdasarkan rilis dari kantornya, Pashinyan menerangkan dia berharap bisa bekerja sama dengan Rusia tak hanya di keamanan, tapi juga di militer dan teknis.

Baca juga: Presiden dan Wakil Presiden Azerbaijan Kunjungi Wilayah Bekas Pendudukan Armenia Hampir 3 Dekade

"Tentu asja, terdapat waktu susah sebelum masa perang. Namun situasi yang terjadi sekarang ini jauh lebih sulit," jelas PM Armenia berusia 45 tahun itu.

Pashinyan mengucapkannya dalam pertemuan dengan Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu di ibu kota Yerevan, dilaporkan AFP Sabtu (21/11/2020).

Pertemuan ini terjadi sehari setelah militer Azerbaijan mulai menempati sebagian Nagorno-Karabakh, wilayah yang sebelumnya diduduki separatis dari etnis Armenia.

Dua negara itu menyepakati gencatan senjata yang dimotori Kremlin, mengakhiri perang yang terjadi di Karabakh selama enam pekan terakhir.

Merujuk pada kesepakatan, Baku akan menempati tiga distrik di Karabakh yang sebelumnya diduduki oleh pemberontak sejak medio 1990-an.

Setelah gencatan senjata itu disepakati, sekitar 2.000 prajurit "Negeri Beruang Merah" diterjunkan untuk menjaga situasi kondusif di Karabakh.

Baca juga: Armenia Ganti Menteri Pertahanan Usai Kalah Perang dari Azerbaijan

"Bagi kami, hal paling utama adalah menghentikan pertumpahan darah," ujar Shoigu, yang datang bersama Menteri Luar Negeri Sergey Lavrov.

Akar permasalahan terjadi setelah separatis menduduki Nagorno-Karabakh, dan mendeklarasikan kemerdekaan pasca-runtuhnya Uni Soviet.

Namun, klaim itu tidak mendapatkan pengakuan dari komunitas internasional. Bahkan Armenia sendiri tidak mengakui mereka.

Baca juga: Azerbaijan Minta Ganti Rugi 30 Tahun kepada Armenia atas Kerusakan di Karabakh

Sebagai bagian dari upaya perdamaian, Yerevan harus mengembalikan wilayah yang sudah direbut oleh Azerbaijan, termasuk kota ikonik Shusha.

Kalangan oposisi pun meradang dan menuding PM Armenia sejak Mei 2018 itu pengkhianat karena sudah berdamai dengan musuh besarnya tersebut.

Aksi protes pun pecah di Yerevan, di mana kepolisian harus menahan puluhan orang dengan gedung parlemen juga bisa diterobos.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

WHO: Penggunaan Alkohol dan Vape di Kalangan Remaja Mengkhawatirkan

Global
Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Kunjungan Blinken ke Beijing, AS Prihatin China Seolah Dukung Perang Rusia

Global
Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Rusia Serang Jalur Kereta Api Ukraina, Ini Tujuannya

Global
AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

AS Berhasil Halau Serangan Rudal dan Drone Houthi di Teluk Aden

Global
Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Petinggi Hamas Sebut Kelompoknya akan Letakkan Senjata Jika Palestina Merdeka

Global
Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Inggris Beri Ukraina Rudal Tua Canggih, Begini Dampaknya Jika Serang Rusia

Global
Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Siapa Saja yang Berkuasa di Wilayah Palestina Sekarang?

Internasional
Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Ikut Pendaftaran Wajib Militer, Ratu Kecantikan Transgender Thailand Kejutkan Tentara

Global
Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Presiden Ukraina Kecam Risiko Nuklir Rusia karena Mengancam Bencana Radiasi

Global
Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Jelang Olimpiade 2024, Penjara di Paris Makin Penuh

Global
Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Polisi Diduga Pakai Peluru Karet Saat Amankan Protes Pro-Palestina Mahasiswa Georgia

Global
Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Pemilu India: Pencoblosan Fase Kedua Digelar Hari Ini di Tengah Ancaman Gelombang Panas

Global
Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Kim Jong Un: Peluncur Roket Teknologi Baru, Perkuat Artileri Korut

Global
Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Anggota DPR AS Ini Gabung Aksi Protes Pro-Palestina di Columbia University

Global
Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Ditipu Agen Penyalur Tenaga Kerja, Sejumlah Warga India Jadi Terlibat Perang Rusia-Ukraina

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com