Kini, partai tersebut berbalik menjadi oposisi.
Pada 2019, TPLF menolak terlibat dalam pemerintahan baru dan bergabung dengan Partai Kemakmuran pimpinan Abiy.
Penghinaan ini berlanjut dengan eskalasi.
Keputusan Tigray untuk mengadakan pemilihan umum sendiri pada September, misalnya, adalah tindakan pembangkangan terhadap pemerintah pusat yang sebelumnya tidak pernah terjadi.
Sejak itu, kedua pemerintahan saling menuduh "tidak sah" satu sama lain.
Tigray mengatakan pemerintah pusat belum pernah teruji dalam pemilu nasional sejak penunjukan Abiy sebagai perdana menteri.
Baca juga: Jet Tempur Etiopia Bombardir Wilayah Tigray, Perang Saudara Dikhawatirkan Meletus
Sebelumnya, Tigray dan Pemerintah Eritrea telah sejak lama bermusuhan. Keduanya berbagi perbatasan.
Perselisihan atas wilayah perbatasan ini adalah penyebab perang antara Etiopia dan Eritrea dari 1998 sampai 2000.
Anda mungkin mengingat perang ini menjadi berita besar pada 2018.
Di tahun yang sama, Abiy menandatangani kesepakatan damai dengan Pemerintahan Eritrea, yang mengakhiri percekcokan teritorial tersebut.
Setahun kemudian, Abiy memenangi penghargaan Nobel Perdamaian. Tapi sekarang, yang membuat Etiopia kembali diperhatikan dunia bukanlah perdamaian, melainkan perang.
Dengan komunikasi yang sebagian besar terputus di Tigray, jumlah pasti korban masih tidak jelas.
Pemerintah Etiopia mengumumkan keadaan darurat nasional selama enam bulan di Tigray. Namun perang sipil yang meledak di sana bisa berlangsung lebih lama lagi.