KOMPAS.com - Badan amal hewan memperingatkan aksi "sangat tidak bertanggung jawab" sejumlah pihak yang menjual anak kucing dan anak anjing di Facebook, karena permintaan meningkat seiring dengan karantina wilayah alias lockdown.
Panduan Facebook menyebut hewan tidak bisa diperjualbelikan antarindividu.
Namun penyelidikan BBC mengungkapkan anak anjing dan anak kucing diiklankan melalui situs tersebut.
Baca juga: Kucing Peliharaan Hilang 3 Hari, Tiba-tiba Pulang Bawa Daftar Utang
Badan amal tersebut memperingatkan bahwa hewan bisa saja sakit, terlalu muda, atau bisa jadi itu adalah penipuan.
Badan amal hewan Royal Society for the Prevention of Cruelty to Animals (RSCPA) menyebut para penjual ini "sangat tidak bertanggung jawab".
"Kami tahu bahwa ada banyak peternak dan penjual yang tidak bermoral di luar sana yang mengeksploitasi media sosial dan laman rahasia untuk menjual anak anjing dan anak kucing tanpa menimbulkan kecurigaan," kata seorang juru bicara.
Orang-orang semestinya mempertimbangkan untuk mengadopsi hewan-hewan itu dari pusat penyelamatan hewan terlebih dulu, atau mengikuti panduan untuk membeli anjing dan kucing - termasuk melihat di mana hewan itu dibesarkan, badan amal itu menambahkan.
Baca juga: Lindungi Anjingnya dari Serangan Kucing, Celana Pria Ini Melorot
Dalam sebuah kelompok Facebook dengan anggota terbatas, sejumlah peternak menjual hewan piaraan itu dengan harga lebih dari 1.000 poundsterling, atau sekitar Rp18,6 juta.
Sementara, sebuah unggahan mengiklankan anak kucing "Persia dengan bulu panjang dan mata seperti boneka" sebagai "siap dijual" dan meminta para pembeli yang berminat segera menghubunginya.
Sejumlah anak kucing dan anak anjing juga ditawarkan untuk "dikirim ke seluruh dunia".
"Deposit sebesar 150 pounds, atau sekitar Rp 2,8 juta (tak bisa dikembalikan) untuk memesan anak kucing itu, foto-foto terbaru akan dikirimkan hingga hari pengambilan," tambah iklan itu.
Baca juga: Gambar Kucing Raksasa Rebahan Ditemukan di Peru, Berusia 2.000 Tahun
Facebook mengatakan bahwa pihaknya menyelidiki contoh unggahan iklan anak kucing dan anjing yang diberikan BBC, dan mendorong pengguna Facebook lainnya melapor jika menemukan unggahan yang serupa.
"Kita tidak memperbolehkan penjualan hewan di Facebook, termasuk di grup privat, dan jika kami menemukan konten semacam ini kami akan menghapusnya," ujar juru bicara Facebook.
Penjualan anak anjing dan kucing melalui Facebook ini muncul ketika karantina wilayah yang membuat permintaan atas hewan peliharaan terus meningkat.
Pada April, Kennel Club, satu organisasi kesejahteraan anjing terbesar di Inggris, mengatakan bahwa pencarian anak anjing di situsnya telah meningkat dua kali lipat antara Februari dan Maret seiring dengan pengumuman pembatasan.
Harga anak kucing dan anjing yang terjual secara daring juga meningkat.
Akan tetapi, layanan pelaporan penipuan Action Fraud mengatakan bahwa banyak penipu mengiklankan anak anjing dan kucing secara online dan meminta adanya deposit, padahal mereka tak memiliki anjing dan kucing tersebut.
Baca juga: Anjing Herder Kabur dari Rumah Tuannya, Seberangi Perbatasan Kanada
Sejumlah korban penipuan mengaku kehilangan lebih dari 280.000 pounds, atau sekitar Rp 5,2 miliar dalam dua bulan, kata Action Fraud.
Sementara itu, badan amal seperti Battersea Dogs Home, Cats Protection, dan RSPCA juga memperingatkan banyak orang yang terburu-buru ingin mendapatkan hewan peliharaan.
Ada kekhawatiran ketika hidup kembali normal dan orang-orang akan menghabiskan sedikit waktu di rumah, hewan peliharan itu akan terabaikan.
"Pandemi telah menciptakan kondisi ideal bagi penjual hewan peliharaan yang tidak bermoral untuk berkembang, karena mereka tampaknya memiliki alasan yang dapat dipercaya untuk tidak mengizinkan pembeli melihat anak kucing bersama induknya terlebih dahulu," kata Kepala Advokasi Cat Protection, Jacqui Cuff.
"Sayangnya, kami khawatir banyak anak kucing di bawah umur dijual di Facebook oleh penjual yang tidak sabar untuk mendapat untung yang cepat. Anak kucing ini dapat terus mengidap penyakit serius yang mengancam nyawa atau sangat tidak bersosialisasi sehingga tidak cocok sebagai hewan peliharaan."
Baca juga: Video Viral Pria di China Bawa Harimau Jalan-jalan, Rupanya Seekor Anjing yang Dicat
Banyak anak kucing dan anjing berasal dari peternakan, dalam kondisi yang tidak manusiawi, maka dari itu penting untuk melihat anak hewan itu bersama dengan induknya.
Satu tantangan bagi Facebook adalah bahwa aktivitas ini terjadi di grup privat dan bergantung pada pengguna individu untuk melaporkannya, kata Pet Advertising Advisory Group.
Kelompok itu telah menerbitkan daftar standar minimum untuk situs web yang menjual hewan - termasuk penghapusan otomatis iklan dengan kata-kata dalam daftar hitam, melarang penjual yang mengunggah iklan ilegal dan termasuk foto terbaru dari hewan tersebut.
Kelompok itu mengatakan telah bertemu Facebook untuk membahas "iklan ilegal dan tidak pantas", tetapi karena platform tidak mem-filter unggahan sebelum dipublikasikan, "kecil kemungkinan Facebook dapat atau akan" menerapkan standar yang sama.
Baca juga: Anjing Favorit Presiden Turkmenistan Dibuatkan Patung Emas Setinggi 15 Meter di Ibu Kota
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.