Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ishak, Anak NTT, Ungkap Peningkatan Kekerasan dan Eksploitasi Saat Covid-19

Kompas.com - 19/11/2020, 13:43 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

KOMPAS.com - Anak Indonesia berkesempatan kembali menyuarakan pendapatnya tentang masalah yang dihadapi anak-anak selama masa pandemi Covid-19, dalam forum internasional bersama perwakilan anak Asia lainnya, yaitu Thailand, Laos, Filipina, dan Myanmar.

Ishak (17 tahun), anak asal Nusa Tenggara Timur, menjadi wakil untuk berpartisipasi memberikan aspirasi tentang kondisi anak akibat dampak negatif pandemi virus corona, pada Rabu (18/11/2020).

Setelah Roslinda (15 tahun) asal Nusa Tenggara Timur yang mewakili suara anak Indonesia dari daerah terdepan, terluar, dan tertinggal, di forum World Vision Asia bersama anggota PBB di New York pada Rabu (8/10/2020).

Sejak Juni mengamati kondisi anak Indonesia, ia menemukan bahwa selama pandemi Covid-19 anak semakin rentan mengalami kekerasan dan eksploitasi dalam praktik pekerja di bawah umur dan pernikahan dini.

"Saya melakukan survei wawancara ke beberapa responden dan beberapa informan di gereja, para orang tua dan para pekerja anak," ujar anak kelas 3 SMA ini dalam forum virtual World Vision bersama dengan UNICEF Asia Timur dan Pasifik.

Hasil wawancara itu dipadukan dengan data yang terkait, seperti dari kantor pemberdayaan perempuan dan perlindungan anak, media, dan koalisi anak Indonesia lainnya.

Baca juga: Politisi Ini Makan Ikan Mentah untuk Buktikan Covid-19 Tak Menyebar

Ia mengatakan bahwa semakin banyak anak yang bekerja, mengangkut barang-barang berat, menjual buah di pasar tradisional, menjadi asisten supir, dan terpaksa mengemis.

"Padahal mereka mengatakan ingin belajar, ingin pergi ke sekolah, dan ingin bermain dengan teman-teman mereka, karena ketika mereka bekerja, beberapa dari mereka mengalami pelecehan fisik," ungkapnya.

Ishak mengatakan kondisi anak yang terpaksa atau dipaksa bekerja adalah akibatkan dari banyaknya orang tua yang kehilangan mata pencaharian mereka dan meningkatnya stress di rumah akibat Covid-19.

Ia pun mengajukan beberapa masukan kepada pemerintah, di antaranya adalah pertama, adanya bantuan sosial dan alternatif untuk anak dapat belajar dengan aman dan mudah.

Kedua, memperkuat payung hukum tentang pekerja anak pernikahan dini, serta mensyaratkan pelaksanaan wajib belajar 12 tahun.

Baca juga: Depresi karena Lockdown Covid-19, Ibu Ini Tembak 2 Anaknya

Ketiga, melakukan survei dan penyuluhan tentang kekerasan pada anak serta pekerja di bawah umur, di tingkat keluarga dan masyarakat umum.

"Kondisi ini (kekerasan dan eksploitas anak) harus dihentikan karena anak-anak adalah masa depan. Kami ingin merasa aman, dipedulikan dan terlindungi. Suara kami penting dan harus didengar,” tegas aktivis muda ini.

Deputi Tumbuh Kembang Anak Kementerian Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Lenny N Rosalin, membenarkan bahwa anak semakin rentan terhadap kekerasan dan jumlahnya meningkat di masa pandemi virus corona.

Lenny mengatakan presiden memiliki perhatian tinggi terhadap kondisi kekerasan dan eksplotasi anak.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

[POPULER GLOBAL] Hamas Setujui Usulan Gencatan Senjata | Pielieshenko Tewas Bela Ukraina

Global
Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Ukraina Gagalkan Rencana Pembunuhan Zelensky yang Dirancang Rusia

Global
Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Polisi Bubarkan Demo Mahasiswa Pro-Palestina di Amsterdam dan Berlin

Global
OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

OPCW: Tuduhan Penggunaan Senjata Kimia di Ukraina Tidak Cukup Bukti

Global
Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Israel Kerahkan Tank ke Rafah, Ambil Alih Kontrol Perbatasan

Global
Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Serangan Rusia di Sumy Ukraina Tewaskan 1 Warga Sipil, 2 Anak Luka-luka

Global
Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Otoritas Keselamatan Udara AS Selidiki Pemeriksaan Pesawat Boeing

Global
Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Kesalahan Teknis, Boeing Tunda Peluncuran Kapsul Luar Angkasanya

Global
5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

5 Teknologi Tertua di Dunia yang Masih Digunakan

Global
AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

AS, Inggris, dan Sebagian Besar Negara Uni Eropa Tak Akan Hadiri Putin

Global
Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Israel Larang Al Jazeera, Kantor Ditutup dan Siaran Dilarang

Global
Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Militer Israel Ambil Alih Kendali Penyeberangan Rafah dari Gaza ke Mesir, Ada Maksud Apa?

Global
Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Rafah, Kota Oasis di Sinai-Gaza yang Terbelah Perbatasan Kontroversial

Internasional
Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Hari Ke-12 Sidang Uang Tutup Mulut, Trump Diperingatkan Bisa Dijatuhi Hukuman Penjara

Global
Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Remaja Ini Temukan Cara Baru Buktikan Teorema Pythagoras Pakai Trigonometri, Diremehkan Para Ahli

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com