Di sisi lain, Turki juga berupaya untuk memperkuat pengaruhnya.
Penjaga perdamaian Rusia akan bertahan setidaknya selama 5 tahun, memperluas jejak militer Moskwa di wilayah tersebut.
Putin mengatakan mereka akan ditempatkan di sepanjang garis depan di Nagorno-Karabakh dan di koridor antara wilayah tersebut dan Armenia.
Baca juga: Perang Nagorno-Karabakh, Azerbaijan Jatuhkan Jet Tempur Su-25 Armenia
Terakhir, ada 10 pesawat militer yang membawa pasukan penjaga perdamaian Rusia lepas landas pada Selasa, kata kementerian pertahanan Rusia.
Hampir 2.000 prajurit, 90 pengangkut personel lapis baja, dan 380 kendaraan serta perangkat keras lainnya sedang dikerahkan.
Rekaman siaran TV pemerintah Rusia dari kolom militer Rusia bergerak dari Armenia selatan menuju Nagorno-Karabakh.
Di bawah perjanjian gencatan senjata, Azerbaijan juga akan mendapatkan jalan penghubung ke wilayah kantong Azeri di perbatasan Iran-Turki, sesuatu yang juga akan memberi Turki jembatan darat ke wilayah sisa (rump state) Azerbaijan.
Militer Turki akan membantu staf pusat pemantauan bersama dengan pasukan Rusia.
Kesepakatan yang menjadi dasar didirikannya pusat pemantauan itu diharapkan akan ditandatangani antara Moskwa dan Ankara pada Selasa malam.
Putin mengatakan orang-orang terlantar sekarang akan dapat kembali ke Nagorno-Karabakh, dan tawanan perang serta mayat mereka yang terbunuh akan ditukar.
Semua jaringan ekonomi dan transportasi di daerah itu akan dibuka kembali dengan bantuan penjaga perbatasan Rusia.
"Kami beroperasi dengan premis bahwa perjanjian tersebut akan menciptakan kondisi yang diperlukan untuk penyelesaian krisis jangka panjang dan sepenuhnya di sekitar Nagorno-Karabakh secara adil dan untuk kepentingan rakyat Armenia dan Azeri," kata Putin.
Baca juga: Azerbaijan Klaim Bebaskan 9 Desa di Nagorno-Karabakh dari Pendudukan Armenia
Ilham Aliyev, presiden Azerbaijan, mengatakan kesepakatan itu adalah puncak dari apa yang disebutnya kemenangan gemilang negaranya.
"Pernyataan ini memiliki makna sejarah. Pernyataan ini artinya Armenia menyerah. Pernyataan ini mengakhiri pendudukan selama bertahun-tahun,” katanya.
Di Armenia, Pashinyan mencoba memasang wajah berani dalam situasi tersebut.