"Keputusan itu dibuat berdasarkan analisis mendalam tentang situasi pertempuran dan dalam hubungannya dengan para ahli terbaik," katanya tentang kesepakatan itu di media sosial.
“Ini bukan kemenangan, tapi tidak ada kekalahan sampai Anda menganggap diri Anda kalah. Kami tidak akan pernah menganggap diri kami dikalahkan dan ini akan menjadi awal baru dari era persatuan dan kelahiran kembali nasional kami."
Namun penyataannya disambut dengan ratusan pengunjuk rasa menggeledah gedung-gedung pemerintah semalaman di Yerevan.
Massa juga menyerang parlemen, dan memukuli ketua parlemen hingga dibawa ke rumah sakit.
Para pengunjuk rasa berteriak: "Kami tidak akan menyerah."
Baca juga: Perang Lawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh, Istri PM Armenia Ikut Latihan Militer
Arayik Harutyunyan, pemimpin etnis Armenia di Nagorno-Karabakh, mengatakan pada Selasa bahwa tidak ada pilihan selain membuat kesepakatan damai.
"Jika aksi militer dilanjutkan dengan intensitas yang sama, kami akan kehilangan seluruh Nagorno-Karabakh dalam beberapa hari dan akan menimbulkan lebih banyak korban," kata Harutyunyan.
Tujuh belas partai politik kecil menuntut pengunduran diri Pashinyan dan sebuah petisi mulai menuntut kesepakatan gencatan senjata itu dibatalkan.
Keberhasilan kesepakatan gencatan senjata itu menyusul 3 kesepakatan sebelumnya yang gagal terus-menerus oleh pasukan Azerbaijan.
Baku mengatakan pada Senin (9/11/2020) bahwa pihaknya telah merebut lusinan permukiman lagi di Nagorno-Karabakh, sehari setelah mengumumkan kemenangan dalam pertempuran untuk memperebutkan kota terbesar kedua di daerah kantong.
Penaklukan daerah Shusha atau Shushi, tampaknya menjadi titik balik.
Wilayah itu terletak di puncak gunung yang menghadap ke Stepanakert, kota yang dianggap sebagai ibu kota Nagorno-Karabakh oleh administrasi etnis Armenia.
Sebuah video kementerian pertahanan Azeri yang diposting online menunjukkan bendera nasional Azerbaijan berkibar di atas jalan-jalan sepi Shusha.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.