Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

ISIS Klaim Pelaku Serangan Universitas Kabul yang Tewaskan 22 Orang

Kompas.com - 03/11/2020, 16:36 WIB
Danur Lambang Pristiandaru

Penulis

Sumber AFP

KABUL, KOMPAS.com – Serangan maut kembali terjadi Universitas Kabul, Afghanistan, pada Selasa (3/11/2020) yang menewaskan sedikitnya 22 orang.

Dilansir dari AFP, serangan di kampus tersebut diklaim dilakukan oleh kelompok ISIS.

Padahal pada Senin (2/11/2020), Universitas Kabul juga diserang oleh kelompok bersenjata yang menewaskan sedikitnya 10 orang.

Mereka mengamuk di kampus, menembaki mahasiswa di kelas, dan salah satu penyerang meledakkan diri.

Serangan pada Selasa tersebut dilakukan ketika para mahasiswa menggelar aksi hari berkabung nasional setelah terjadinya penyerangan pada Senin.

Baca juga: Pria Bersenjata Serang Universitas Kabul, 10 Mahasiswa Tewas

Para mahasiswa menggelar aksi kecil di luar kampus dengan membawa spanduk bertuliskan “Berhentilah Membunuh Kami”.

ISIS juga mengklaim serangan berdarah di sebuah pusat pendidikan di Kabul kurang dari dua pekan lalu yang menewaskan 24 orang.

Pasukan keamanan Afghanistan telah bergulat dengan kekerasan yang meningkat dalam beberapa bulan terakhir meskipun pemerintah mengadakan pembicaraan damai dengan Taliban di Qatar.

Taliban mengklaim tidak terlibat dalam serangan pada Senin. Namun, Wakil Presiden Afghanistan Amrullah Saleh menyalahkan Taliban dan pendukung mereka di Pakistan.

Baca juga: Bom di Kabul Targetkan Wakil Presiden Afghanistan, Warga jadi Korbannya

Taliban pada gilirannya menyalahkan "unsur-unsur jahat" yang telah "mencari perlindungan" dengan pemerintah, menuduh pemerintah menyembunyikan dan membantu militan.

Fraidoon Ahmadi, seorang mahasiswa berusia 23 tahun, mengatakan kepada AFP pada Senin bahwa dia berada di kelas ketika baku tembak terjadi.

"Kami sangat ketakutan dan kami pikir itu bisa menjadi hari terakhir dalam hidup kami ... anak laki-laki dan perempuan berteriak, berdoa, dan menangis minta tolong," kata Ahmadi.

Dia mengatakan dia dan siswa lainnya dikepung selama lebih dari dua jam sebelum diselamatkan.

Baca juga: Roket Hantam Istana Presiden Afghanistan, Kepala Polisi Kabul Dipecat

Zalmay Khalilzad, utusan khusus AS yang membantu mempertemukan Taliban dan pemerintah Afghanistan, mendesak kedua belah pihak untuk mempercepat penyelesaian politik.

"Serangan biadab ini BUKAN kesempatan bagi pemerintah dan Taliban untuk mencetak poin satu sama lain. Ada musuh bersama di sini," tulisnya di Twitter.

"Tolak ISIS atau teroris lainnya ruang untuk melakukan tindakan tidak manusiawi ini," tambahnya.

Presiden Afghanistan Ashraf Ghani berjanji untuk membalas serangan tersebut.

Dia mengatakan penyelidikan sedang dilakukan untuk mencari tahu bagaimana orang-orang bersenjata itu memasuki universitas dengan senjata.

Baca juga: Tersangka Penembakan Wina Simpatisan ISIS, 4 Warga Sipil Tewas

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com