Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Siapa Pun Pemenang Pilpres AS, Nasib Konflik Timur Tengah Juga Akan Terpengaruh

Kompas.com - 03/11/2020, 07:00 WIB
Aditya Jaya Iswara

Penulis

"Saya kira ke depan mereka (AS) akan memainkan peran strategis, isu normalisasi akan jadi isu pertama," lanjut Yoyo.

Namun beda halnya dengan kebijakan minyak, yang menurut Yoyo sudah dikurangi prioritasnya karena AS sudah menemukan alternatif lain dari energi terbarukan.

Dikutip dari New York Times. Presiden Chevron Technology Ventures Barbara Burger berkata, “Kami membutuhkan terobosan teknologi, dan tugas saya adalah menemukannya.”

Baca juga: Pilpres AS 2020, Ini Daftar Negara Bagian Unggulan Trump dan Joe Biden

Burger menambahkan bahwa transisi energi adalah sebuah proses yang bertahap, berkembang, terus menerus selama beberapa dekade.

Sementara itu Exxon juga melirik energi terbarukan dan telah menghabiskan sekitar 1 miliar dollar AS (Rp 14 triliun) dalam setahun, untuk penelitian dan pengembangan teknologi energi baru serta peningkatan efisiensi yang mengurangi emisi.

Exxon baru-baru ini mengumumkan kemajuan besar para ilmuwannya di Universitas California, Berkeley, dan Laboratorium Nasional Lawrence Berkeley.

Mereka mengembangkan bahan yang membantu menangkap karbon dioksida dari Pembangkit Listrik Tenaga Uap (PLTU) gas alam, dengan pemanasan dan pendinginan yang lebih sedikit daripada metode sebelumnya.

Baca juga: China Bakal Untung kalau Trump Menang Pilpres AS Lagi, Ini Sebabnya...

Perubahan budaya

Hampir 2 dekade lamanya Afghanistan diinvasi AS. Lalu apakah situasi itu membawa perubahan budaya ke negara pimpinan Ashraf Ghani tersebut?

"Saya masih percaya dengan tesisnya Hisham Sharabi, bahwa masyarakat Arab itu sedang bertransformasi dari bentuk patriarki lama ke dalam bentuk patriarki baru (neo patriarki)," ucap Yoyo.

Patriarki baru yang dimaksud adalah demokrasi di kelompok tertentu. Contohnya di Mesir dan Irak yang belum menemukan format terbaik dari negara mereka.

Akan tetapi Yoyo menerangkan, perubahan budaya ini tidak terlalu banyak dipengaruhi AS karena sejak 1967 orang-orang Arab sudah fokus dengan isu-isu internal.

"Jadi pengaruh luar itu tidak terlalu besar dalam artian dari sisi dimensi transformasi kebudayan". Ada juga faktor "Ketidaksiapan para pemimpin Arab baru untuk melakukan transformasi yang sesungguhnya."

Yoyo menerangkan, yang betul-betul berhasil mengubah sistem politik maupun sistem kebudayaan pasca-Arab Spring adalah Tunisia, karena ada dialog dengan kelompok-kelompok lain kemudian menemukan solusi yang tepat berupa konstitusi 2014.

Baca juga: Mengenal Electoral College, Kunci Kemenangan di Pilpres AS

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Perang di Gaza, Jumlah Korban Tewas Capai 35.000 Orang

Global
143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

143 Orang Tewas akibat Banjir di Brasil, 125 Lainnya Masih Hilang

Global
Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com