Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Warga Iran Menanti Hasil Pilpres AS dengan Cemas

Kompas.com - 30/10/2020, 21:32 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

Sumber Arab News

TEHERAN, KOMPAS.com  - Pejabat-pejabat terkemuka di Iran mengatakan hasil pemilu AS mendatang bukan masalah tapi banyak warganya di sana menanti dengan cemas.

Melansir Arab News, hasil pemilu bisa saja melanjutkan kekuasaan Donald Trump dengan kampanye "tekanan maksimumnya". 

Atau memenangkan Joe Biden yang meningkatkan kemungkinan AS kembali ke kesepakatan nuklir Iran tahun 2015.

Baca juga: Iran: Menghina Nabi Muhammad Artinya Menghina Semua Muslim

Di bawah kepemimpinan tertinggi Ayatollah Ali Khamenei yang berusia 81 tahun, anti-Amerikanisme mengakar sejak revolusi Islam Iran 1979. Kedua capres AS sama-sama dipandang 'menjijikkan'.

"Amerika memiliki permusuhan yang mengakar terhadap bangsa Iran dan apakah Trump atau Biden yang terpilih, itu tidak akan berdampak pada kebijakan utama AS untuk menyerang bangsa Iran," kata ketua parlemen Mohammad Bagher Qalibaf pada bulan September, menurut kantor berita semi resmi Fars.

Namun sejauh ini, Khamenei sendiri belum berkomentar soal pemilu, meski minat masyarakat Iran meningkat.

Baca juga: Ada Tembakan Nyasar, Iran Kerahkan Pasukan ke Perbatasan Azerbaijan-Armenia

Radio yang dikelola pemerintah menyiarkan ulang siaran BBC berbahasa Farsi yang menampilkan debat calon presiden AS secara langsung bahkan ketika Iran terus menargetkan jurnalis penyiar Inggris.

Kepentingan itu diduga termasuk aparat keamanan Iran juga. Pejabat AS menuduh republik Islam itu mengirim surel kepada para pemilih dan berusaha mengintimidasi mereka agar memilih Trump.

Hal itu diperkirakan sebagai upaya menghubungkan presiden dengan campur tangan saat pemilu untuk menyebarkan kekacauan, seperti campur tangan Rusia dalam pemilu Amerika 2016. Teheran sendiri membantah terlibat.

Baca juga: Campuri Pilpres AS, Sejumlah Entitas Iran Kena Sanksi

Pusat pemungutan suara milik negara itu, ISPA mengatakan bulan ini bahwa sebanyak 55 persen orang percaya hasil pemilu akan banyak mempengaruhi Iran.

Lebih dari setengah berharap Trump akan menang, sementara yang kelima mengatakan Biden. ISPA mengatakan telah mensurvei lebih dari 1.600 orang melalui telepon, tanpa memberikan margin of error (jumlah kesalahan yang biasa terjadi saat pengambilan sampel dalam survei).

Jika Trump kembali terpilih, skemanya jelas; kampanye tekanannya akan terus diperpanjang termasuk sanksi kepada Khamenei dan pejabat senior lainnya.

Baca juga: Embargo Senjata Iran Berakhir, Mampukah Teheran Menjatuhkan F-35?

Beberapa sanksi memang bersifat simbolis, Khamenei sendiri hanya sekali melakukan perjalanan ke Amerika dan tidak punya rekening bank AS namun sanksi lain dari AS membuat kehancuran ekonomi dan menerjun bebaskan mata uang lokal.

Sebagai langkah perlindungan, Iran mengalirkan dana ke mata uang asing, real estat, logam mulai dan pasar saham yang mencapai rekor tertingginya Agustus lalu.

Sementara Biden, telah membuka kemungkinan untuk kembali ke kesepakatan nuklir di mana Teheran setuju untuk membatasi pengayaan uraniumnya sebagai barter atas diangkatnya sanksi ekonomi AS.

Baca juga: Jelang Berakhirnya Embargo Senjata, Iran Ejek AS

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Saat Dokter Jantung Ladeni Warganet yang Sebut Non-Perokok Sebagai Pecundang...

Global
Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Agungkan Budaya Gila Kerja, Petinggi Mesin Pencari Terbesar China Malah Blunder

Global
Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Karyawan Ini Nekat Terbang Sebentar ke Italia Demi Makan Pizza, Padahal Besok Kerja

Global
Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Warga Israel Bakar Kompleks Gedung UNRWA di Yerusalem Timur

Global
100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

100.000 Orang Terpaksa Tinggalkan Rafah Gaza di Bawah Ancaman Serangan Darat Israel

Global
Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Jeda Pengiriman Senjata AS Tak Berdampak, Israel Terus Gempur Rafah

Global
Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Kontestan Israel Lolos ke Final Kontes Lagu Eurovision, Tuai Kecaman

Global
Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Selama 2024, Heatstroke di Thailand Sebabkan 61 Kematian

Global
Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Mesir Ungkap Kunci Hamas dan Israel jika Ingin Capai Kesepakatan Gencatan Senjata Gaza

Global
Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Perundingan Gencatan Senjata Gaza di Kairo Berakhir Tanpa Kesepakatan

Global
PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

PRT di Thailand Ini Ternyata Belum Pasti Akan Terima Warisan Rp 43,5 Miliar dari Majikan yang Bunuh Diri, Kok Bisa?

Global
Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Rangkuman Hari Ke-806 Serangan Rusia ke Ukraina: Presiden Pecat Pengawalnya | Serangan Drone Terjauh Ukraina

Global
Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Meski Diprotes di Kontes Lagu Eurovision, Kontestan Israel Maju ke Final

Global
Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Tasbih Antikuman Diproduksi untuk Musim Haji 2024, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Kata Netanyahu Usai Biden Ancam Setop Pasok Senjata ke Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com