WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Calon presiden (capres) Amerika Serikat (AS) dari Partai Demokrat, Joe Biden, telah lama memakan asam garam di panggung politik AS. Berulang kali pula, ia harus tegar menghadapi tragedi dalam kehidupan pribadinya.
Biden menawarkan pengalamannya di bidang pelayanan publik untuk memimpin negara itu melewati masa-masa tidak menentu seperti saat ini.
Wabah corona, krisis kesehatan dan ancaman krisis ekonomi adalah sejumlah masalah yang tengah dihadapi AS. Dan menurut Biden, presiden saat ini yaitu Donald Trump sangat lamban dalam mengatasi berbagai persoalan.
Karir politik Biden memang panjang. Ia telah menjadi senator untuk negara bagian Delaware sejak 1972 selama enam kali masa jabatan.
Ia juga pernah menjabat sebagai wakil presiden dari 2009 hingga 2017 selama pemerintahan Barrack Obama.
Baca juga: Trump atau Biden, Siapa yang Lebih Disukai Warga Arab di Timur Tengah?
Saat inilah Biden secara vokal mendukung kesetaraan pernikahan bagi individu LGBTQ. Ia juga mengungkapkan dukungan awal terhadap Undang-Undang Kesetaraan.
Karena karirnya yang panjang, Biden juga tidak lepas dari berbagai kontroversi. Media Inggris BBC menuliskan bahwa Biden pertama kali mencalonkan diri sebagai presiden pada 1988 tetapi mundur setelah mengaku menjiplak pidato pemimpin Partai Buruh Inggris, Neil Kinnock.
Ia juga pernah dikritik pada awal karirnya karena memihak kaum segregasionis dalam masalah integrasi rasial di sekolah-sekolah.
Namun seperti dikutip dari harian The New York Times, apabila nantinya berhasil terpilih menjadi presiden, Biden akan menjadi presiden tertua di AS karena pada saat inagurasi ia akan berusia 78 tahun.
Presiden Trump yang saat ini berusia 74 tahun bila terpilih kembali juga akan menjadi presiden yang tertua.
Baca juga: Janji Biden jika Menang Pilpres AS: Sahkan UU Kesetaraan untuk LGBTQ dalam 100 Hari Pertama
Pria bernama lengkap Joseph Robinette Biden Jr tersebut lahir pada 20 November 1942 di Pennsylvania dari pasangan Catherine Eugenia Finnegan dan Joseph Robinette Biden, Sr. Ia adalah anak pertama dari empat bersaudara.
Menurut laman website joebiden.com, keluarga Biden pindah ke Claymont, Delaware, untuk mencari pekerjaan yang lebih baik ketika Joe berusia belasan tahun. Delaware kemudian menjadi negara bagian yang dianggap sebagai rumah bagi Joe.
Pada masa mudanya, Biden mengenyam pendidikan di di University of Delaware, mengambil jurusan ganda dalam bidang ilmu sejarah dan ilmu politik. Dia melanjutkan ke Universitas Syracuse dan memperoleh gelar sarjana hukum.
Pada 1966, Joe menikahi Neilia Hunter di sebuah gereja di New York. Pasangan ini memiliki tiga anak yaitu Joseph R "Beau" Biden, Robert Hunter, dan Naomi Christina.
Baca juga: Seminggu Jelang Pilpres AS, Joe Biden Favorit Kuat Kalahkan Trump
AS pada 1972, nasib baik sepertinya tengah tersenyum lebar pada keluarga kecil pasangan Neilia dan Joe Biden. Masyarakat Delaware menyukai energi dari pasangan muda yang memiliki tiga anak kecil ini.
Belum juga berusia 30 tahun, Joe terpilih menjadi anggota senat AS mewakili Delaware, setelah mengalahkan kandidat dari Partai Republik.
Namun bukan kehidupan namanya jika tidak diwarnai pasang-surut. Seminggu sebelum natal tahun 1972, ketika hendak membeli pohon natal, mobil yang dikendarai Neilia dan membawa tiga anak mereka mengalami kecelakaan.
Neilia dan Naomi yang saat itu belum juga berusia dua tahun meninggal dunia akibat kecelakaan tersebut, sementara kedua putra mereka, yakni Beau dan Hunter, mengalami cedera dan patah tulang.
Foto Joe Biden saat diambil sumpah sebagai anggota senat di kamar perawatan putranya yang cedera akibat kecelakaan tersebut kemudian menjadi gambar yang terkenal.
Baca juga: Tampak Kurang Ramah, Putin Tangkis Serangan Trump terhadap Biden
Tahun 1977, Biden menikah dengan istrinya saat ini, Jill. Pasangan ini, selain membesarkan Beau dan Hunter bersama, juga dikaruniai seorang anak perempuan bernama Ashley.
Pada 2015 tragedi kembali menghampiri keluarga Biden saat putranya, Beau, meninggal akibat kanker otak di usia yang cukup muda, yakni 46 tahun.
Padahal Beau digadang-gadang sebagai bintang politik yang sedang naik daun dan berniat mencalonkan diri sebagai gubernur untuk negara bagian Delaware pada 2016.
Baca juga: Joe Biden: Karena Trump, Korea Utara Punya Lebih Banyak Senjata Mematikan
Atas kepergian Beau Biden, Jill Biden sempat bertanya kepada diri sendiri apakah ia akan mampu untuk bahagia dan tersenyum lagi.
“Setelah putra kami, Beau, meninggal karena kanker, saya bertanya-tanya apakah saya akan pernah tersenyum atau merasakan kegembiraan lagi. Waktu itu musim panas, tapi tidak ada kehangatan yang tersisa bagi saya," ungkap Jill Biden pada pidato Konvensi Nasional Partai Demokrat 18 Agustus 2020 seperti dikutip dari vox.com.
Namun hidup terus berlanjut bagi keluarga Biden. "Empat hari setelah pemakaman Beau, saya melihat Joe bercukur dan mengenakan setelan jasnya. Saya melihatnya menguatkan dirinya di cermin, menarik napas, menegakkan bahunya, dan berjalan keluar, ke dunia yang kini tidak ada lagi putra kami di dalamnya. Dia kembali bekerja. Itulah dia,” ujar Jill Biden.
Joe Biden mengatakan bahwa Beau adalah orang yang selama ini selalu mendorongnya untuk mencalonkan diri kembali di kancah perpolitikan AS.
Tragedi kepergian istri pertama dan putri mereka, serta meninggalnya Beau mendorong Joe Biden memperjuangkan kebijakan perawatan kesehatan yang terjangkau. Biden mengatakan bahwa baginya, ini adalah masalah yang personal.
Baca juga: Mengapa Keunggulan Joe Biden 2020 Berbeda dengan Hillary Clinton 2016?
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.