"Pelimpahan dolomit di Teluk Manila telah secara efektif menutupi sebagian zona intertidal (area pasang surut) yang digunakan oleh burung air sehingga mengurangi habitat mereka,” bunyi pernyataan tersebut.
Pada puncak musim migrasi, Teluk Manila adalah rumah bagi 90 spesies burung air, termasuk spesies yang menjadi perhatian konservasi internasional yang menghadapi risiko kepunahan yang sangat tinggi di alam liar.
Selain itu, para ilmuwan Marince Science Institute memperingatkan bahwa menghirup partikel debu dolomit yang halus dalam waktu yang lama dapat "menyebabkan efek kesehatan kronis”.
Efeknya bisa menyebabkan ketidaknyamanan di dada, sesak napas, dan batuk. Mereka juga memperingatkan butiran pasir dolomit akan terkikis selama badai dan mengalir ke laut.
Baca juga: Filipina Usulkan Batas Usia Boleh Berhubungan Seks secara Legal adalah 16 Tahun
Pakar lingkungan mengatakan menutupi pantai dengan pasir buatan tidak mengatasi masalah teluk yang sebenarnya.
Torres dan yang lainnya percaya bahwa cara terbaik untuk membersihkan Teluk Manila bukanlah dengan menambahkan apapun, melainkan membersihkan sampah dan polusi.
Pasir putih buatan di pantai Manila pun nampaknya telah tertiup oleh badai baru-baru ini. DENR mengklaim pasir tidak terhanyut, tetapi mengatakan bahwa pasir keabu-abuan, batu, dan material lainnya menumpuk begitu saja di atas pasir dolomit.
Exactly one month after giving excited netizen a glimpse of Manila Bay white sands, look what happened now after just some heavy rainfall. Goodbye P390M... kung sana ipinambili ng pagkain ng mahihirap, at gamot ng may COVID, could have saved more lives. ???? pic.twitter.com/D0R79JTO4w
— M*A*S*H (@Magtira_Matibay) October 21, 2020
Orang-orang di Manila telah menggunggah foto yang menunjukkan kondisi pantai yang rusak akibat badai.
Pihak berwenang disebut tak menghiraukan kritik karena menghabiskan sekitar 389 juta peso Filipina (Rp 117 miliar) untuk proyek pengisian pasir pantai di tengah pandemi yang menggoyahkan ekonomi.
Baca juga: Gagal Beraksi, Ini Profil WNI yang Hendak Ledakkan Bom Bunuh Diri di Filipina
Aktivis lingkungan sebenarnya merasa khawatir akan dicap sebagai teroris dengan adanya Undang-undang anti-terorisme baru yang kontroversial di Filipina.
Mereka mengatakan bisa ditangkap karena dianggap menghasut ketika berbicara tentang bahaya lingkungan.
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.