temuan ini juga dapat berguna bagi para insinyur yang merancang pesawat terbang dan kendaraan serta bangunan lain dengan berbagai bahan seperti baja, plastik, dan plester.
Saat ini, para insinyur mengandalkan pin, baut, las, dan perekat untuk menyatukan semuanya. Tetapi teknik-teknik itu bisa cenderung menurun.
Dalam struktur cangkang kumbang, alam menawarkan alternatif yang "menarik dan elegan", kata Zavattieri.
Karena desain yang diilhami oleh kumbang retak secara bertahap dan dapat diprediksi, retakan dapat ditinjau dengan lebih andal untuk keamanannya, kata Po-Yu Chen, seorang insinyur di Universitas Nasional Tsing Hua Taiwan yang tidak terlibat dalam penelitian Zavattieri.
Studi terhadap kumbang besi ini adalah bagian dari proyek senilai 8 juta dollar AS yang didanai oleh Angkatan Udara Amerika Serikat (AS) untuk mengeksplorasi bagaimana biologi makhluk seperti udang mantis dan domba bighorn dapat membantu mengembangkan bahan yang tahan benturan.
Baca juga: Aktivis Remaja Greta Thunberg Diabadikan Jadi Nama Spesies Kumbang
“Kami mencoba untuk melampaui apa yang telah dilakukan alam,” kata rekan penulis studi David Kisailus, seorang ilmuwan material dan insinyur di Universitas California, Irvine, AS.
Penelitian ini adalah upaya terbaru meminjam dari alam untuk memecahkan masalah manusia, kata ahli biologi evolusi Brown University Colin Donihue, yang tidak terlibat dalam penelitian tersebut.
Perekat velcro, misalnya, terinspirasi oleh struktur duri tanaman yang seperti kait. Perekat buatan terinspirasi dari kaki tokek yang sangat lengket.
Donihue mengatakan bahwa sifat-sifat lain yang tak terbatas yang ditemukan di alam dapat memberikan wawasan, "Ini adalah adaptasi yang telah berkembang selama ribuan tahun."
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.