Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Efek Kebijakan Imigrasi Trump, Ratusan Anak Migran Terpisah dari Orangtua

Kompas.com - 24/10/2020, 19:43 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Orangtua dari 545 anak yang terpisah dari keluarganya di perbatasan AS-Meksiko akibat kebjakan imigrasi Presiden AS Donald Trump hingga kini belum ditemukan, menurut tim pengacara American Civil Liberties Union (ACLU).

Sekitar dua per tiga dari orang tua ratusan anak itu telah dideportasi ke negaranya masing-masing, menurut dokumen pangadilan.

Ribuan keluarga terpaksa terpisah akibat kebijakan imigrasi Trump yang ketat, yang mulai diberlakukan pada 2018, hingga akhirnya Gedung Putih mundur setelah kebijakan itu menuai protes.

Baca juga: Setelah Pembunuhan Keji Seorang Guru, Perancis Desak Kerja Sama Rusia untuk Perangi Terorisme dan Imigrasi Ilegal

Pandemi Covid-19 telah memperlambat pelacakan orang tua ratusan anak migran yang diyakini kini berada di Amerika Serikat.

Tindakan keras terhadap para migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko pertama kali diumumkan pada April 2018, tetapi kemudian terungkap bahwa pemerintah telah memulai pemisahan keluarga setahun sebelumnya, sebagai bagian dari program percontohan rahasia.

Segera setelah kebijakan migrasi tanpa toleransi diumumkan, gambar dan audio muncul dari anak-anak yang tidur di kandang dan menangisi orang tua mereka, memicu kecaman luas dari dalam AS dan seluruh dunia.

Pada Juni 2018, menanggapi gugatan yang diajukan oleh ACLU, seorang hakim AS memerintahkan agar anak-anak migran dan orang tua mereka dipersatukan kembali dalam waktu 30 hari.

Setelah itu, ribuan keluarga dipersatukan kembali dalam beberapa minggu.

Baca juga: Kepala BP2MI Temukan Pemerasan terhadap Pekerja Migran ke Korea

Ilustrasi anak migran yang terpisah dengan orangtuanya.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Ilustrasi anak migran yang terpisah dengan orangtuanya.
Namun, keluarga yang terpisah pada program percontohan 2017 tidak termasuk dalam perintah pengadilan ini dan perintah untuk mempersatuan mereka kembali baru terjadi tahun lalu.

Dari 1.030 anak-anak yang dipisahkan dari orang tuanya, sebanyak 485 anak sudah dipertemukan kembali dengan keluarganya.

ACLU dan satu tim pengacara telah ditugasi untuk melacak keberadaan orang tua ratusan anak ini menyebut bahwa orang tua anak-anak ini "tidak dapat ditemukan" dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada hari Selasa (20/10/2020) oleh ACLU dan Departemen Kehakiman AS.

Kelompok tersebut telah melakukan "pencarian di lapangan yang memakan waktu dan sulit demi menemukan orang tua di negara asalnya masing-masing".

Menurut dokumen itu, upaya pencarian terhalang oleh virus corona.

Baca juga: Kemnaker Skors Dua Penyalur Pekerja Migran yang Lakukan Pelanggaran

Migran berjalan menuju pelabuhan El Chaparral di Tijuana, Meksiko, di perbatasan dengan AS.GETTY IMAGES via BBC INDONESIA Migran berjalan menuju pelabuhan El Chaparral di Tijuana, Meksiko, di perbatasan dengan AS.
"Keluarga-keluarga ini harus dipersatukan kembali dan administrasi harus bertanggung jawab," kata Lee Gelernt dari Proyek Hak Imigran ACLU dan pengacara utama dalam kasus pemisahan keluarga, dalam sebuah pernyataan.

Memisahkan anak-anak dari orangtua mereka adalah "salah satu noda terbesar" pada pemerintahan Trump, katanya.

Pada saat itu, Presiden Donald Trump awalnya membela praktik tersebut, dengan mengatakan dia "tidak ingin" mengambil anak dari orang tua mereka, tetapi "ketika Anda menuntut orang tua karena masuk secara ilegal - yang seharusnya terjadi - Anda harus membawa anak-anak itu pergi. ".

Keputusannya untuk menghentikan kebijakan itu beberapa bulan kemudian dilaporkan dipengaruhi oleh foto-foto anak-anak di fasilitas penahanan.

Gelernt mengatakan ALCU akan terus mencari keluarga sampai masing-masing ditemukan.

"Ini anak-anak yang sudah berpisah bertahun-tahun, beberapa di antaranya masih bayi saat dipisahkan dari orang tuanya," ujarnya.

Baca juga: Mereka yang Tersakiti oleh Ucapan Trump Kirim Surat Terbuka ke Gedung Putih

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Protes Gaza Kampus AS: Rusuh di MIT, Wisuda Sejumlah Kampus Pertimbangkan Keamanan

Global
Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Warga Kuba Terpikat Jadi Tentara Rusia karena Gaji Besar dan Paspor

Internasional
Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Warga Rafah Menari dan Bersorak Mendengar Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza...

Global
Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Rangkuman Hari Ke-803 Serangan Rusia ke Ukraina: Atlet Ukraina Tewas | Tentara Latihan Senjata Nuklir

Global
5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

5 Orang Tewas di Rafah dalam Serangan Udara Israel Semalam

Global
Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Juara Angkat Besi Eropa Ini Tewas dalam Perang Membela Ukraina

Global
Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Israel Bersumpah Lanjutkan Serangan di Rafah, sebab Gencatan Senjata Tak Pasti

Global
Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Taiwan Kembangkan Sistem Satelit Serupa Starlink Milik Elon Musk

Internasional
[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

[POPULER GLOBAL] Warga Gaza Diperintahkan Mengungsi | Kucing Terjebak Masuk Kardus Paket

Global
Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Hamas Terima Usulan Gencatan Senjata di Gaza, Jeda Perang 7 Bulan

Global
Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com