Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Salin Artikel

Efek Kebijakan Imigrasi Trump, Ratusan Anak Migran Terpisah dari Orangtua

Sekitar dua per tiga dari orang tua ratusan anak itu telah dideportasi ke negaranya masing-masing, menurut dokumen pangadilan.

Ribuan keluarga terpaksa terpisah akibat kebijakan imigrasi Trump yang ketat, yang mulai diberlakukan pada 2018, hingga akhirnya Gedung Putih mundur setelah kebijakan itu menuai protes.

Pandemi Covid-19 telah memperlambat pelacakan orang tua ratusan anak migran yang diyakini kini berada di Amerika Serikat.

Tindakan keras terhadap para migran yang melintasi perbatasan AS-Meksiko pertama kali diumumkan pada April 2018, tetapi kemudian terungkap bahwa pemerintah telah memulai pemisahan keluarga setahun sebelumnya, sebagai bagian dari program percontohan rahasia.

Segera setelah kebijakan migrasi tanpa toleransi diumumkan, gambar dan audio muncul dari anak-anak yang tidur di kandang dan menangisi orang tua mereka, memicu kecaman luas dari dalam AS dan seluruh dunia.

Pada Juni 2018, menanggapi gugatan yang diajukan oleh ACLU, seorang hakim AS memerintahkan agar anak-anak migran dan orang tua mereka dipersatukan kembali dalam waktu 30 hari.

Setelah itu, ribuan keluarga dipersatukan kembali dalam beberapa minggu.

Dari 1.030 anak-anak yang dipisahkan dari orang tuanya, sebanyak 485 anak sudah dipertemukan kembali dengan keluarganya.

ACLU dan satu tim pengacara telah ditugasi untuk melacak keberadaan orang tua ratusan anak ini menyebut bahwa orang tua anak-anak ini "tidak dapat ditemukan" dalam dokumen pengadilan yang diajukan pada hari Selasa (20/10/2020) oleh ACLU dan Departemen Kehakiman AS.

Kelompok tersebut telah melakukan "pencarian di lapangan yang memakan waktu dan sulit demi menemukan orang tua di negara asalnya masing-masing".

Menurut dokumen itu, upaya pencarian terhalang oleh virus corona.

Memisahkan anak-anak dari orangtua mereka adalah "salah satu noda terbesar" pada pemerintahan Trump, katanya.

Pada saat itu, Presiden Donald Trump awalnya membela praktik tersebut, dengan mengatakan dia "tidak ingin" mengambil anak dari orang tua mereka, tetapi "ketika Anda menuntut orang tua karena masuk secara ilegal - yang seharusnya terjadi - Anda harus membawa anak-anak itu pergi. ".

Keputusannya untuk menghentikan kebijakan itu beberapa bulan kemudian dilaporkan dipengaruhi oleh foto-foto anak-anak di fasilitas penahanan.

Gelernt mengatakan ALCU akan terus mencari keluarga sampai masing-masing ditemukan.

"Ini anak-anak yang sudah berpisah bertahun-tahun, beberapa di antaranya masih bayi saat dipisahkan dari orang tuanya," ujarnya.

https://www.kompas.com/global/read/2020/10/24/194334870/efek-kebijakan-imigrasi-trump-ratusan-anak-migran-terpisah-dari-orangtua

Terkini Lainnya

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Saat Warga Swiss Kian Antusias Belajar Bahasa Indonesia...

Global
Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Lulus Sarjana Keuangan dan Dapat Penghargaan, Zuraini Tak Malu Jadi Pencuci Piring di Tempat Makan

Global
Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun 'Menampakkan Diri'

Bendungan di Filipina Mengering, Reruntuhan Kota Berusia 300 Tahun "Menampakkan Diri"

Global
Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Pria India Ini Jatuh Cinta kepada Ibu Mertuanya, Tak Disangka Ayah Mertuanya Beri Restu Menikah

Global
Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Perbandingan Kekuatan Militer Rusia dan Ukraina

Internasional
Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Setelah Punya Iron Dome, Israel Bangun Cyber Dome, Bagaimana Cara Kerjanya?

Global
Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Protes Pro-Palestina Menyebar di Kampus-kampus Australia, Negara Sekutu Israel Lainnya

Global
Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Apa Tuntutan Mahasiswa Pengunjuk Rasa Pro-Palestina di AS?

Internasional
Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Setelah Menyebar di AS, Protes Pro-Palestina Diikuti Mahasiswa di Meksiko

Global
Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Dilanda Perang Saudara, Warga Sudan Kini Terancam Bencana Kelaparan

Internasional
Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Rangkuman Hari Ke-799 Serangan Rusia ke Ukraina: Gempuran Rudal Rusia di 3 Wilayah | Rusia Disebut Pakai Senjata Kimia Kloropirin

Global
Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Biaya Rekonstruksi Gaza Pascaperang Bisa Mencapai Rp 803 Triliun, Terparah sejak 1945

Global
Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Paus Fransiskus Teladan bagi Semua Umat dan Iman

Global
Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Rusia Dilaporkan Kirimkan Bahan Bakar ke Korea Utara Melebihi Batasan PBB

Global
Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Turkiye Hentikan Semua Ekspor dan Impor dengan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke