Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Seorang Mahasiswa Rela Disuntik Vaksin Covid-19 Eksperimental dan Bayar Rp 902.555

Kompas.com - 21/10/2020, 17:13 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber Sky News

"Mereka tidak ingin menjadi sukarelawan untuk mendapatkan vaksin eksperimental," terangnya.

Mulai Juli, ribuan karyawan dari perusahaan milik negara China telah menerima vaksin Covid-19 sebelum melakukan perjalanan ke luar negeri.

Namun, kampanye baru ini memperluas tawaran vaksinasi ke masyarakat umum, di beberapa kota besar dan kecil, dengan beberapa batasan. Relawan harus berusia 18-59 tahun dan merupakan penduduk lokal.

Baca juga: Akan Buat Vaksin Corona Barang Publik Global, China Prioritaskan Asia Tenggara

Otoritas kesehatan di provinsi Zhejiang, di China timur, telah menerbitkan pemberitahuan yang mengiklankan vaksin tersebut.

Prioritas diberikan kepada pekerja medis, orang-orang yang bekerja di perbatasan dan pusat karantina, pekerja sektor publik yang bepergian ke daerah berisiko Covid-19 menengah hingga tinggi, serta mereka yang ingin mengambil vaksin Covid-19.

Wu harus menunjukkan dokumen identitas universitasnya sebagai bukti niatnya untuk bepergian.

Vaksin Covid-19 dari Sinovac belum sepenuhnya diluncurkan. Satu klinik kesehatan di Jiaxing, sebuah kota di provinsi yang sama yang telah mengiklankan vaksin tersebut.

Klinik tersebut mengatakan kepada Sky News bahwa pihaknya sedang menunggu dosis tiba, tetapi orang-orang dapat mendaftar untuk sementara waktu.

Namun, mengambil vaksin eksperimental membawa risiko. Uji coba fase 3 dari vaksin Inggris dan AS yang bersaing, oleh AstraZeneca dan Johnson & Johnson, untuk sementara dihentikan setelah peserta jatuh sakit parah.

Sementara ini, memang belum ada insiden seperti itu yang dicatat secara publik oleh perusahaan China.

Baca juga: Singapura Akan Mulai Vaksin Warga dari Covid-19 pada 2021

"Saya tidak berpikir kita (China) akan mengalami masalah yang sama. Karena itu eksperimen yang sama sekali berbeda, menurut saya. China menggunakan cara berbeda untuk menangani pandemi virus corona," katanya.

Dia akan mendapat dosis kedua dari vaksin pada November. Rumah sakit merekomendasikan jeda 14-28 hari antara dosis.

Sekembalinya ke Inggris, dia mengatakan dia akan tetap memakai masker, menjaga jarak sosial, dan mencuci tangannya dengan bersih.

Satu klinik kesehatan di Jiaxing, sebuah kota di provinsi yang sama yang telah mengiklankan vaksin tersebut, mengatakan kepada Sky News bahwa pihaknya sedang menunggu dosis tiba.

Wu mengatakan ibunya sangat tenang ia mendapatkan vaksin Covid-19, yang mana ibunya sudah terlebih dahulu pergi ke Inggris pada Maret.

"Dia senang saya mendapat vaksinasi, karena menurutnya saya pemberani. Saya jadikan contoh bagi orang lain karena ada pepatah lama, yang pertama makan kepiting itu yang paling berani kan?" pungkasnya.

Baca juga: Indonesia Capai Kesepakatan Pengadaan Vaksin Covid-19 dengan Perusahaan Inggris

 

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com