Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Ledakan Bom Mobil Bunuh Diri di Afghanistan Tewaskan 13 Orang, 120 Orang Luka-luka

Kompas.com - 19/10/2020, 07:05 WIB
Miranti Kencana Wirawan

Penulis

KABUL, KOMPAS.com - Sebuah bom mobil bunuh diri terjadi pada Minggu (18/10/2020) kemarin, menewaskan 13 orang dan melukai 120 orang lainnya.

Melansir Associated Press (AP), kepala rumah sakit di Ghor, Mohammad Omer Lalzad mengatakan bahwa staf darurat merawat puluhan orang dengan luka serius dan ringan akibat pemboman tersebut.

Akibat ledakan itu, jumlah korban tewas diperkirakan akan meningkat.

Baca juga: Trauma 40 Tahun Perang, Warga Afghanistan Berharap Perjanjian Damai Bukan Tipuan

Juru bicara Kementerian Dalam Negeri Tariq Aran mengatakan pemboman mobil terjadi di dekat pintu masuk kantor kepala polisi provinsi dan gedung-gedung pemerintah terdekat lainnya di daerah itu.

Tidak ada yang langsung mengaku bertanggung jawab atas serangan di Ghor, yang terjadi di tengah meningkatnya serangan oleh Taliban ketika perwakilan kelompok tersebut dan pejabat pemerintah Afghanistan mengadakan pembicaraan tatap muka pertama mereka di Qatar.

Negosiasi antara Taliban dan Pemerintah Afghanistan dimaksudkan untuk mengakhiri perang selama beberapa dekade yang terjadi di Afghanistan.

Baca juga: Taliban dan Pemerintah Afghanistan Dituntut Damai untuk AS Tarik Mundur Semua Pasukan

Arif Aber, Juru bicara gubernur provinsi di Ghor, mengatakan ledakan itu begitu kuat sehingga suaranya terdengar di seluruh Feroz Koh, ibu kota provinsi itu.

"(Ledakan) itu merusak dan menghancurkan sebagian dari beberapa gedung pemerintah, termasuk kantor kepala polisi, departemen urusan wanita dan kantor provinsi untuk pengungsi," kata Aber.

Pada Jumat (16/10/2020), Taliban setuju untuk menghentikan serangan di Afghanistan selatan, yang membuat ribuan penduduk mengungsi dalam beberapa hari terakhir.

Baca juga: Serangan Bunuh Diri Targetkan Gubernur Afghanistan, 8 Tewas

 

Kesepakatan itu terjadi setelah AS berjanji untuk menghentikan semua serangan udara dan serangan malam sesuai dengan perjanjian perdamaian yang ditandatangani AS dengan Taliban pada bulan Februari 2020.

AS telah melakukan serangan udara untuk mendukung pasukan pemerintah Afghanistan yang berusaha mengusir serangan Taliban di provinsi Helmand, yang mengancam akan menggagalkan upaya untuk mengakhiri perang Afghanistan.

Pembicaraan damai di Qatar antara Taliban dan negosiator pemerintah Afghanistan dimulai pada bulan September, tetapi mengalami kemacetan terutama dalam hal-hal kecil dari hukum Islam.

Baca juga: Bom Truk Meledak di Afghanistan di Tengah Pembicaraan Damai, 15 Orang Tewas

Meski negosiasi yang berhasil dilakukan dipandang penting untuk mengakhiri pertempuran, penarikan pasukan Amerika bergantung pada sikap Taliban pada komitmen mereka dari perjanjian Februari untuk tidak mendukung kelompok teror dan memerangi semua militan, terutama afiliasi ISIS di kawasan itu.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Israel Perintahkan Warga Palestina Mengungsi dari Rafah

Global
[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

[UNIK GLOBAL] Majikan Bunuh Diri, PRT Diwarisi Rp 43,5 Miliar | Karyawan Nekat ke Italia demi Makan Pizza Padahal Besok Kerja

Global
Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Tak Ada yang Bicara Perubahan Iklim di Pemilu India, Apa Sebabnya?

Global
Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Di Texas, Orangtua Bisa Dipenjara Jika Tinggalkan Anak Sendirian dalam Rumah

Global
Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Turkiye Setop Berbisnis dengan Israel, Pakar: Akan Sulitkan Ankara

Global
Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Tentara Israel Diserang Ratusan Lebah di Gaza Selatan

Global
Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Kritikan Paling Keras AS untuk Israel, Dituduh Mungkin Langgar Hukum Internasional

Global
Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Ukraina Evakuasi Ratusan Orang dari Kharkiv Usai Serangan Rusia

Global
Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Sekitar 300.000 Warga Palestina Dilaporkan Mengungsi dari Rafah Timur

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com