Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Taliban dan Pemerintah Afghanistan Dituntut Damai untuk AS Tarik Mundur Semua Pasukan

Kompas.com - 13/10/2020, 10:18 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

WASHINGTON DC, KOMPAS.com - Jenderal tertinggi Pentagon mengatakan pada Senin (12/10/2020), bahwa penarikan lebih banyak pasukan militer AS dari Afghanistan akan bergantung pada pengurangan kekerasan dan kondisi lain yang disepakati pada Februari dengan Taliban.

Lima hari setelah Presiden Donald Trump mengatakan dia ingin pasukan AS "pulang sebelum Natal," Ketua Gabungan Jenderal Mark Milley menekankan di radio NPR bahwa penarikan 4.500 tentara terakhir bergantung pada pengurangan serangan Taliban dan progres maju pembicaraan damai dengan pemerintah Kabul.

"Seluruh kesepakatan dan semua rencana penarikan pasukan didasarkan pada kondisi," kata Milley kepada NPR seperti yang dilansir dari AFP pada Senin (12/10/2020).

Baca juga: Dukung Trump Terpilih Lagi, Taliban: Dia Konyol untuk Seluruh Dunia, tapi Waras dan Adil untuk Kami

"Kuncinya di sini adalah bahwa kami mencoba untuk mengakhiri perang secara bertanggung jawab, dengan sengaja, dan melakukannya dengan syarat yang menjamin keselamatan kepentingan keamanan nasional vital AS yang dipertaruhkan di Afghanistan," jelasnya.

Milley mencatat bahwa jumlah pasukan AS telah turun dari 12.000 setelah pakta Februari, yang membutuhkan negosiasi antara Taliban dan Kabul dan pengurangan tajam dalam kekerasan.

"Langkah penarikan pasukan selalu berdasarkan kesepakatan. Itu keputusan presiden tentang penarikan berdasarkan kondisi," kata Milley.

Baca juga: Perjanjian Damai Taliban-Afghanistan, Ini Tuntutan Paling Pelik

Dia mengatakan kekerasan menurun dari beberapa tahun lalu, tetapi penurunan dalam 4-5 bulan terakhir "tidak signifikan."

Pentagon telah membayangkan untuk mempertahankan level di sekitar 4.500, diharapkan akan tercapai pada November dan berjalan hingga 2021, sambil melihat bagaimana negosiasi di Doha berlangsung.

Namun, sinyal kebijakan dari Washington membingungkan.

Pekan lalu, penasihat keamanan nasional Trump, Robert O'Brien, mengatakan pasukan akan dkurangi menjadi 2.500 awal tahun depan.

Baca juga: Perang Afghanistan-Taliban Masih Berlanjut, Seorang Istri Hamil Besar Berharap Suami Keempatnya Tidak Tewas Lagi

Kemudian pada Rabu, Trump mengunggah pernyataan di Twitter yang berisi janjinya untuk menarik semua pasukan kembali pada 25 Desember.

Janji Trump itu datang dalam konteks perjuangannya yang berat untuk pemilihan presiden kembali pada 3 November, dan penarikan penuh dalam waktu singkat itu dipandang tidak praktis secara logistik serta dapat melemahkan Kabul dalam pembicaraan damai.

Salah satu syarat dalam perjanjian AS-Taliban adalah agar pemberontak menghentikan serangan di daerah perkotaan.

Baca juga: Pembicaraan Damai Masih Berlangsung, Markas Taliban Digempur Serangan Udara

Namun selama akhir pekan, pertempuran hebat meletus di pinggiran Lashkar Gah, ibu kota provinsi Helmand, dan pasukan AS melancarkan serangan udara terhadap pejuang Taliban.

Milley menolak untuk berbicara tentang angka tertentu, dengan mengatakan penarikan di masa depan "akan ditentukan oleh presiden."

"Kami, militer, memberikan nasehat militer terbaik kami mengenai kondisi tersebut, sehingga presiden dapat membuat keputusan yang tepat, disengaja, dan bertanggung jawab," katanya.

Baca juga: Pasukan Taliban Kembali Perangi Pasukan Afghanistan Setelah Dibebaskan

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Sumber AFP
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Rangkuman Hari Ke-791 Serangan Rusia ke Ukraina: Bantuan Baru AS | Kiriman Rudal ATACMS

Global
AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

AS Diam-diam Kirim Rudal Jarak Jauh ATACMS ke Ukraina, Bisa Tempuh 300 Km

Global
[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

[POPULER GLOBAL] Demo Perang Gaza di Kampus Elite AS | Israel Tingkatkan Serangan

Global
Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Biden Teken Bantuan Baru untuk Ukraina, Dikirim dalam Hitungan Jam

Global
Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Israel Serang Lebanon Selatan, Sasar 40 Target Hezbollah

Global
Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Situs Web Ini Tawarkan Kerja Sampingan Nonton Semua Film Star Wars, Gaji Rp 16 Juta

Global
Wanita Ini Didiagnosis Mengidap 'Otak Cinta' Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Wanita Ini Didiagnosis Mengidap "Otak Cinta" Setelah Menelepon Pacarnya 100 Kali Sehari

Global
Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Kakarratul, Tikus Tanah Buta yang Langka, Ditemukan di Pedalaman Australia

Global
Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Kisah Truong My Lan, Miliarder Vietnam yang Divonis Hukuman Mati atas Kasus Penipuan Bank Terbesar

Global
Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Wakil Menteri Pertahanan Rusia Ditahan Terkait Skandal Korupsi

Global
Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Olimpiade Paris 2024, Aturan Berpakaian Atlet Perancis Berbeda dengan Negara Lain

Global
Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Adik Kim Jong Un: Kami Akan Membangun Kekuatan Militer Luar Biasa

Global
Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Bandung-Melbourne Teken Kerja Sama di 5 Bidang

Global
Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Mengenal Batalion Netzah Yehuda Israel yang Dilaporkan Kena Sanksi AS

Global
Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Mengapa Ukraina Ingin Bergabung dengan Uni Eropa?

Internasional
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com