Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki Bantah Kerahkan Pasukan Suriah untuk Azerbaijan Perang di Nagorno-Karabakh

Kompas.com - 15/10/2020, 11:53 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

Sumber AFP

ANKARA, KOMPAS.com - Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan pada Rabu (14/10/2020) membantah klaim bahwa Turki telah mengirim pasukan Suriah untuk mendukung sekutunya Azerbaijan atas wilayah sengketa Nagorno-Karabakh.

"Mereka yang menelepon kami mengatakan 'Anda mengirim mujahidin ke sana dari Suriah'. Kami tidak memiliki agenda seperti itu," kata Erdogan dalam pidato yang disiarkan televisi.

Pada awal Oktober, seperti yang dilansir dari AFP pada Rabu (14/10/2020), Presiden Perancis Emmanuel Macron menuduh Ankara telah mengirim "jihadis" Suriah ke wilayah Nagorno-Karabakh. Menuduh Turki telah melewati "garis merah".

Baca juga: Korban Tewas Perang Armenia-Azerbaijan di Nagorno-Karabakh Capai 600 Orang

Erdogan mengatakan pada Rabu, "Mereka mengatakan 'Anda mengirim mujahidin dari Suriah ke Azerbaijan.' Mereka (mujahidin) memiliki pekerjaan yang harus dilakukan di tanah mereka sendiri, mereka tidak akan pergi ke sana."

Armenia dan Azerbaijan, 2 bekas republik Soviet, selama beberapa dekade berkutat dalam konflik Nagorno-Karabakh, daerah etnis Armenia yang memisahkan diri dari Azerbaijan dalam perang 1990-an yang menelan korban sekitar 30.000 jiwa.

Baca juga: Turki Minta Rusia Bujuk Armenia agar Angkat Kaki dari Nagorno-Karabakh

Azerbaijan tidak pernah menyembunyikan keinginannya untuk memenangkan kembali kendali Nagorno-Karabakh dan sayangnya tidak ada negara yang pernah mengakui deklarasi kemerdekaannya juga.

Menurut laporan berita Kompas.com pada Rabu (14/10/2020), sebanyak 600 orang dilaporkan tewas, dalam perang antara Armenia dan Azerbaijan di kawasan Nagorno-Karabakh, selama 2 pekan terakhir.

Baca juga: Azerbaijan-Armenia Sudah Gencatan Senjata, Ledakan Masih Melanda Nagorno-Karabakh

Militer Karabakh menerangkan, sebanyak 16 tentara mereka gugur, menjadikan mereka kehilangan 532 sejak baku tembak dimulai pada 27 September.

Azerbaijan sendiri tak menjabarkan berapa jumlah pasukan mereka yang tewas. Namun, diperkirakan 42 warga sipil dari pihak mereka terbunuh.

Diyakini, korban tewas dalam perang di Nagorno-Karabakh ini jauh lebih banyak, karena dua kubu saling mengklaim merontokkan militer.

Baca juga: Warga Nagorno-Karabakh: Perang Armenia-Azerbaijan Mengerikan, tapi Kenapa Dunia Diam?

 

Ombudsman HAM di Karabakh, Artak Beglaryan, menyebut ada 31 warga sipil yang tewas pada Senin (12/10/2020), dengan ratusan lainnya terluka.

Dia mengunggah kicauan mengenai serangan terakhir di Katedral Ghazanchetsots di kota Shusha, di mana Armenia menyebut Baku bertanggung jawab.

Beglaryan kemudian menyerukan tindakan Azerbaijan itu adalah kejahatan perang, seraya menggulirkan tagar "#AzerbaijaniAggression" dan "#WarCrimes".

Baca juga: Setengah Populasi Nagorno-Karabakh Mengungsi karena Perang Armenia-Azerbaijan Tidak Kunjung Usai

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

 Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Hubungan Sesama Jenis di Irak Dapat Dihukum 15 Tahun Penjara

Global
Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Video Detik-detik Sopir Mobil Gagalkan Penjabretan di Pinggir Jalan, Pepet Motor Pelaku

Global
Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Afrika Selatan Peringati 30 Tahun Apartheid, Kemiskinan Masih Jadi Isu Utama

Global
Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Polisi Bubarkan Perkemahan dan Tangkap 192 Demonstran Pro-Palestina di 3 Kampus AS

Global
[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit 'Otak Cinta'

[UNIK GLOBAL] Perempuan 60 Tahun Menang Miss Buenos Aires | Diagnosis Penyakit "Otak Cinta"

Global
Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Hamas Rilis Video 2 Sandera yang Desak Pemerintah Israel Capai Kesepakatan

Global
Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Hezbollah Tembakkan Peluru Kendali ke Israel

Global
Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Menlu Turkiye Akan Kunjungi Arab Saudi untuk Bahas Gencatan Senjata di Gaza

Global
Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Vatikan dan Vietnam Akan Menjalin Hubungan Diplomatik Penuh

Internasional
New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

New York Kembalikan 30 Artefak yang Dijarah ke Indonesia dan Kamboja

Global
Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Salah Bayar Makanan Rp 24 Juta, Pria Ini Kesal Restoran Baru Bisa Kembalikan 2 Minggu Lagi

Global
Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Saat Jangkrik, Tonggeret, dan Cacing Jadi Camilan di Museum Serangga Amerika...

Global
Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Butuh 14 Tahun untuk Bersihkan Puing-puing di Gaza akibat Serangan Israel...

Global
Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Arab Saudi Imbau Warga Waspadai Penipuan Visa Haji Palsu

Global
China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

China Beri Subsidi Rp 22,8 Juta ke Warga yang Mau Tukar Mobil Lama ke Baru

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com