Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

K-Pop dan Drakor Mendunia, Korsel Ketiban Rezeki Nomplok

Kompas.com - 10/10/2020, 17:30 WIB
Aditya Jaya Iswara

Editor

SEOUL, KOMPAS.com - Band pop Korea Selatan BTS baru-baru ini duduk di puncak tangga lagu Billboard Hot 100 dengan lagu berbahasa inggris mereka, Dynamite.

Grup lain, BlackPink, juga mencetak rekor bulan lalu dengan 300 juta streaming di Spotify dengan lagu hits 2018 mereka Ddu-du Ddu-du.

Di ranah lain, film besutan sutradara Bong Joon-ho berjudul Parasite mengejutkan dunia sebagai film berbahasa asing pertama yang memenangkan Piala Oscar untuk film terbaik.

Baca juga: Nongshim Rilis Mi Instan Cup Rasa Chapaguri ala Film Parasite

Sekarang, pemerintah Korea Selatan ingin memanfaatkan popularitas Korean Wave untuk mempromosikan bahasa dan budaya bangsa mereka. Meningkatkan penggunaan bahasa Korea bisa menjadi pintu gerbang bagi perkembangan bisnis, ekonomi, dan prestise nasional.

Kementerian Kebudayaan, Olahraga, dan Pariwisata Korea Selatan mengumumkan pada bulan September bahwa mereka akan mengeluarkan dana sebesar Rp 1,1 triliun untuk mempromosikan alfabet Korea atau “hangul”. Angka ini naik Rp 300 miliar dibandingkan dana sebelumnya.

Dana ini akan digunakan untuk meningkatkan penyebaran dan pendidikan bahasa Korea di luar negeri.

Kementerian Kebudayaan Seoul berharap, mempelajari bahasa ini akan membuat lebih banyak orang tertarik pada sejarah, seni, musik, kuliner Korea, dan aspek lain dari budaya negara ginseng tersebut.

Baca juga: Pemerintah Korsel Pastikan Member BTS Tetap Harus Jalani Wamil

“Hallyu” sebagai ekspor budaya Korea

Pihak pemerintah Korea menggunakan ekspor khas mereka yakni “hallyu” atau budaya pop Korea sebagai bentuk promosi.

“Orang-orang di tempat lain seringkali mengetahui tentang Korea terlebih dahulu melalui musik, drama televisi atau film kami."

"Jadi sangat masuk akal untuk membangun minat itu dan menggunakannya untuk menyebarkan berita,” ucap Song Young-chae, seorang profesor di Pusat Kreasi dan Kolaborasi Global Universitas Sangmyung, Seoul, kepada DW.

“Jika Anda kembali ke 30 atau 40 tahun lalu, maka hanya sedikit orang yang tahu tentang Korea dan budayanya. Bahkan tidak banyak yang tahu di belahan dunia mana semenanjung Korea berada,” katanya.

“Segalanya sudah pasti berbeda sekarang. Tapi apa pun yang bisa dilakukan untuk membuat dunia tahu lebih banyak tentang Korea pastilah hal yang baik.”

Baca juga: 6 Drama Korea Seru di Viu, Bisa Jadi Teman Berakhir Pekan

Selain membantu orang untuk lebih memahami tentang Korea zaman sekarang, pendidikan semacam ini dapat digunakan untuk mempromosikan koneksi bisnis.

Song juga menambahkan beberapa manfaat lain dari popularitas budaya Korea ini yang mampu mengubah beberapa persepsi tentang Korea.

“Jika Anda melihat koran atau menonton berita televisi, maka sebagian besar liputan di sana akan bercerita tentang Korea Utara, tentang Kim Jong Un, pembelot negara ataupun senjata nuklir dan rudal."

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com