BERLIN, KOMPAS.com - Menteri Luar Negeri Jerman Heiko Maas menyatakan, dia meminta Raja Thailand untuk tak menggelar kegiatan pemerintahan di negara mereka.
Maas menegaskannya saat menjawab anggota Bundestag (parlemen Jerman) dari Partai Hijau, di mana Raja Maha Vajiralongkon tengah mengalami gejolak di negerinya.
"Kami telah menegaskan politik yang menyangkut Thailand tidak boleh digelar di tanah Jerman," ujar Maas dalam rapat dengar parlemen Rabu (7/10/2020).
Baca juga: Demo di Depan Vila Raja Thailand, Aktivis Pasang Plakat Negara Milik Rakyat
Sang menlu menyatakan, dia mengibaratkan jika ada tamu yang sampai memerintah di engaranya, maka mereka bakal berusaha mencegahnya.
Respons Maas itu muncul setelah ribuan orang berunjuk rasa dalam beberapa bulan terakhir, di mana mereka menyerukan reformasi monarki.
Dilansir Reuters Kamis (8/10/2020), massa berniat membatasi kekuasaan Raja Thailand, mendesak Perdana Menteri Prayuth Chan-O-Cha mundur, reformasi konstitusi dan pemilihan baru.
Politisi Partai Hijau Frithjof Schmidt kemudian menanyakan kepada Maas mengenai unjuk rasa yang dilakukan di hotel tempat Raja Vajiralongkon menginap.
Selain itu, Frithjof juga mendiskusikan apakah Berlin siap untuk membuka ruang diskusi dengan Uni Eropa mengenai pembekuan perjanjian dagang.
Dalam pandangan Frithjof, pembekuan itu diperlukan selama junta yang menguasai "Negeri Gajah Putih" masih menghalangi demokrasi.
Baca juga: Mulai Berani Pertanyakan Raja Thailand, Anak Muda Ini Jadi Sorotan
Uni Eropa dilaporkan sempat menghentikan hubungan dengan Bangkok pada 2014, menyusul kudeta yang mengantarkan Prayuth ke kekuasaan pada 2014.
Tulis komentarmu dengan tagar #JernihBerkomentar dan menangkan e-voucher untuk 90 pemenang!
Syarat & KetentuanKunjungi kanal-kanal Sonora.id
Segera lengkapi data dirimu untuk ikutan program #JernihBerkomentar.