Beberapa kajian memperkirakan, Korea Utara diyakini mendapatkan komponen-komponen high performance yang didapat dari jaringan-jaringan gelap di Rusia dan Ukraina
Sejak akhir 2019, Korut terus meningkatkan program persenjataan, antara lain dengan melakukan uji peluncuran rudal beberapa bulan lalu.
Pada Juli, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan berhasil mengembangkan senjata nuklir "dengan kemampuan absolut" dan menambahkan bahwa negaranya sekarang "bisa melindungi diri sendiri ... berkat pertahanan nuklir yang efektif dan andal".
Pada 3 September 2017, Korut melakukan uji nuklir terbesar mereka di Punggye-ri.
Diperkirakan daya ledak senjata yang diuji antara 100 hingga 370 kiloton. Sebagai gambaran daya ledak 100 kiloton enam kali lebih hebat dibandingkan kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945.
Korut mengeklaim bahwa uji pada awal September 2017 tersebut adalah senjata termonuklir pertama mereka.
Baca juga: Kim Jong Un Sangat Puas Setelah Melihat Uji Coba Rudal Korut
Senjata termonuklir, dikenal juga dengan sebutan bom hidrogen, adalah senjata nuklir yang memanfaatkan energi dari reaksi nuklir utama untuk memadatkan dan membakar reaksi fusi nuklir kedua.
Intinya, ledakan bom atom diperkuat dengan proses fusi kedua untuk menghasilkan ledakan yang jauh lebih dahsyat.
Badan intelijen AS meyakini Korut sudah berhasil membuat "miniatur bom hidrogen" dan memasangnya sebagai hulu ledak nuklir ke rudal.
Pada April 2018, Pyongyang mengatakan mereka tidak akan melakukan lagi uji nuklir karena kemampuan mereka "sudah terverifikasi".
Korut juga berjanji untuk membongkar situs uji di Punggye-ri dengan meledakkan beberapa terowongan, yang dihadiri oleh beberapa wartawan asing, namun Pyongyang tak mengundang tim ahli internasional.
Dijanjikan pula bahwa semua fasilitas pengayaan uranium akan dihancurkan.
Di luar perangkat keras, Korea Utara juga memiliki jutaan tentara, salah satu yang terbesar di dunia, dengan lebih dari satu juta personel.
Baca juga: Menhan Inggris Sebut Rudal Korut Bisa Jangkau London
Tentara cadangan Korut diperkirakan sekitar lima juta orang.
Sebagian besar peralatan perang memang sudah tua dan mungkin banyak pula yang sudah tak bisa dipakai lagi, namun kekuatan konvensional masih bisa membuat kerusakan dalam skala besar.
Korut juga memiliki 200.000 tentara di unit-unit pasukan khusus yang siap "diselundupkan" ke Korea Selatan seandainya pecah perang di antara kedua negara.
Ancaman lain berupa peralatan artileri dan peluncur roket yang ditempatkan di sepanjang perbatasan.
Jika ini dikerahkan, kerusakan bisa terjadi di Seoul, yang berjarak hanya 60 km dari perbatasan.
Korut bisa juga menggunakan senjata kimia. Pada 2012, pemerintah Korea Selatan memperkirakan Pyongyang mungkin punya 2.500 hingga 5.000 ton senjata kimia, mungkin salah satu cadangan yang terbesar di dunia.
Baca juga: Trump Sebut Kim Jong Un Sudah Meminta Maaf untuk Uji Coba Rudal Korea Utara
Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.