Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Korea Utara Diyakini Punya Rudal yang Bisa Jangkau New York

Kompas.com - 08/10/2020, 07:39 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Editor

PYONGYANG, KOMPAS.com - Para analis mengatakan kemampuan militer Korea Utara meningkat pesat dalam beberapa tahun terakhir. Pyongyang diyakini sudah bisa menembakkan rudal, yang di atas kertas, bisa mencapai New York.

Juga, Korut diperkirakan sudah bisa mengembangkan bom hidrogen, yang kekuatannya enam kali lebih dahsyat dari bom atom yang dijatuhkan di Hiroshima, Jepang, pada 1945.

Catatan menunjukkan, sepanjang 2017, Korea Utara menguji coba beberapa rudal yang memperlihatkan kemajuan pesat di bidang teknologi militer.

Baca juga: Kim Jong Un Diduga Terluka Saat Uji Coba Rudal Korut, Ini Paparan Buktinya

Rudal Hwasong-12 misalnya diperkirakan memiliki daya jangkau hingga 4.500 km yang bisa dipakai untuk menyerang pangkalan militer Amerika Serikat di Guam di Samudra Pasifik.

Korut juga sudah menguji coba Hwasong-14, yang menurut beberapa kajian, bisa menempuh jarak 10.000 kilometer jika ditembakkan dengan trajektori maksimum.

Dengan spesifikasi seperti ini, Hwasong-14 menjadi rudal balistik antarbenua pertama yang dimiliki Korut yang bisa dipakai untuk menembak sasaran di New York.

Di luar itu, Pyongyang menguji coba Hwasong-15 yang bisa ditembakkan ke angkasa setinggi 4.500 kilometer atau 10 kali lebih tinggi dibandingkan Stasiun Ruang Angkasa Internasional.

Jika ditembakkan dengan trajektori yang konvensional yang lebih landai, rudal ini punya daya jelajah maksimum 13.000 kilometer.

Artinya, seluruh daratan AS berada dalam jangkauan tembak Korut.

Meski demikian, masih ada keraguan apakah rudal-rudal ini sukses membawa hulu ledak. Yang kedua, apakah Korut punya kemampuan menembak sasaran di tempat-tempat yang jauh secara akurat?

Baca juga: Uji Coba Rudal Korut Disebut Trump Senjata Kecil

Foto tangkapan layar yang diambil dari tayangan stasiun televisi Korea Utara, KCTV, pada 1 Agustus 2019, yang memperlihatkan siluet Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang melihat peluncuran rudal balistik di lokasi yang tidak diketahui.AFP PHOTO / HANDOUT / KCTV Foto tangkapan layar yang diambil dari tayangan stasiun televisi Korea Utara, KCTV, pada 1 Agustus 2019, yang memperlihatkan siluet Pemimpin Korea Utara Kim Jong Un sedang melihat peluncuran rudal balistik di lokasi yang tidak diketahui.

"Luncurkan rudal dari kapal selam"

Korut melakukan serangkaian uji rudal jarak pendek pada Juli dan Agustus 2019, yang mereka gambarkan sebagai "peringatan" atas langkah AS dan Korea Selatan melakukan latihan militer.

Kemudian pada Oktober, Korut melakukan uji coba penembakan rudal dari kapal selam.

Secara teori, menembakkan rudal dengan hulu ledak nuklir dari kapal selam akan menambah kemampuan serang Korut, selain juga membuat platform yang dipakai untuk menembakkan rudal menjadi lebih sulit untuk dideteksi.

Namun, Korut tidak akan dengan mudah melancarkan serangan dengan cara ini, karena kapal selam yang mereka miliki tergolong tua dan kemampuannya juga terbatas.

Baca juga: Rudal Korea Utara yang Baru Dikembangkan Bisa Menembus Pertahanan Jepang

Peningkatan pesat kemampuan militer yang dicapai hanya dalam waktu singkat ini memunculkan pertanyaan, bagaimana semuanya dicapai oleh negara yang terisolir tersebut?

Beberapa kajian memperkirakan, Korea Utara diyakini mendapatkan komponen-komponen high performance yang didapat dari jaringan-jaringan gelap di Rusia dan Ukraina

Sejak akhir 2019, Korut terus meningkatkan program persenjataan, antara lain dengan melakukan uji peluncuran rudal beberapa bulan lalu.

Pada Juli, Pemimpin Korut Kim Jong Un mengatakan berhasil mengembangkan senjata nuklir "dengan kemampuan absolut" dan menambahkan bahwa negaranya sekarang "bisa melindungi diri sendiri ... berkat pertahanan nuklir yang efektif dan andal".

Bom termonuklir

Pada 3 September 2017, Korut melakukan uji nuklir terbesar mereka di Punggye-ri.

Diperkirakan daya ledak senjata yang diuji antara 100 hingga 370 kiloton. Sebagai gambaran daya ledak 100 kiloton enam kali lebih hebat dibandingkan kekuatan bom yang dijatuhkan di Hiroshima pada 1945.

Korut mengeklaim bahwa uji pada awal September 2017 tersebut adalah senjata termonuklir pertama mereka.

Baca juga: Kim Jong Un Sangat Puas Setelah Melihat Uji Coba Rudal Korut

Senjata termonuklir, dikenal juga dengan sebutan bom hidrogen, adalah senjata nuklir yang memanfaatkan energi dari reaksi nuklir utama untuk memadatkan dan membakar reaksi fusi nuklir kedua.

Intinya, ledakan bom atom diperkuat dengan proses fusi kedua untuk menghasilkan ledakan yang jauh lebih dahsyat.

Badan intelijen AS meyakini Korut sudah berhasil membuat "miniatur bom hidrogen" dan memasangnya sebagai hulu ledak nuklir ke rudal.

Pada April 2018, Pyongyang mengatakan mereka tidak akan melakukan lagi uji nuklir karena kemampuan mereka "sudah terverifikasi".

Korut juga berjanji untuk membongkar situs uji di Punggye-ri dengan meledakkan beberapa terowongan, yang dihadiri oleh beberapa wartawan asing, namun Pyongyang tak mengundang tim ahli internasional.

Dijanjikan pula bahwa semua fasilitas pengayaan uranium akan dihancurkan.

Di luar perangkat keras, Korea Utara juga memiliki jutaan tentara, salah satu yang terbesar di dunia, dengan lebih dari satu juta personel.

Baca juga: Menhan Inggris Sebut Rudal Korut Bisa Jangkau London

Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara 9KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui.AFP/KCNA VIA KNS Gambar yang diambil pada 24 Agustus 2019 dan dirilis 25 Agustus oleh kantor berita Korea Utara 9KCNA) memperlihatkan Pemimpin Korut kim Jong Un merayakan uji coba senjata peluncur roket berukuran besar di lokasi yang tidak diketahui.

Tentara cadangan Korut diperkirakan sekitar lima juta orang.

Sebagian besar peralatan perang memang sudah tua dan mungkin banyak pula yang sudah tak bisa dipakai lagi, namun kekuatan konvensional masih bisa membuat kerusakan dalam skala besar.

Korut juga memiliki 200.000 tentara di unit-unit pasukan khusus yang siap "diselundupkan" ke Korea Selatan seandainya pecah perang di antara kedua negara.

Ancaman lain berupa peralatan artileri dan peluncur roket yang ditempatkan di sepanjang perbatasan.

Jika ini dikerahkan, kerusakan bisa terjadi di Seoul, yang berjarak hanya 60 km dari perbatasan.

Korut bisa juga menggunakan senjata kimia. Pada 2012, pemerintah Korea Selatan memperkirakan Pyongyang mungkin punya 2.500 hingga 5.000 ton senjata kimia, mungkin salah satu cadangan yang terbesar di dunia.

Baca juga: Trump Sebut Kim Jong Un Sudah Meminta Maaf untuk Uji Coba Rudal Korea Utara

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.

Video rekomendasi
Video lainnya

Terkini Lainnya

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Inilah Wombat Tertua di Dunia, Usianya 35 Tahun

Global
Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Biden Akan Bicara ke Netanyahu Usai Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi

Global
Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Pejabat UE dan Perancis Kecam Israel Perintahkan Warga Rafah Mengungsi, Ini Alasannya

Global
Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Rusia dan Ukraina Dilaporkan Pakai Senjata Terlarang, Apa Saja?

Internasional
Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Setelah Perintahkan Warga Mengungsi, Israel Serang Rafah, Hal yang Dikhawatirkan Mulai Terjadi

Global
Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Jerman Tarik Duta Besarnya dari Rusia, Ini Alasannya

Global
Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Kebun Binatang di China Warnai 2 Anjing Jadi Mirip Panda, Tarik Banyak Pengunjung tapi Tuai Kritik

Global
Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Meski Rafah Dievakuasi, Hamas Tetap Lanjutkan Perundingan Gencatan Senjata

Global
Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Rusia Ungkap Tujuan Putin Perintahkan Latihan Senjata Nuklir dalam Waktu Dekat

Global
Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Pria Ini Menyamar Jadi Wanita agar Terhindar Penangkapan, tapi Gagal

Global
Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Cerita Wartawan BBC Menumpang Kapal Filipina, Dikejar Kapal Patroli China

Global
Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Putin Perintahkan Pasukan Rusia Latihan Senjata Nuklir di Dekat Ukraina

Global
Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Israel Dorong 100.000 Warga Sipil Palestina Tinggalkan Rafah Timur, Apa Tujuannya?

Global
Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Fakta-fakta di Balik Demo Mahasiswa AS Tolak Perang di Gaza

Global
Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Hezbollah Tembakkan Puluhan Roket Katyusha ke Pangkalan Israel

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com