Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

PM Armenia Tuding Turki Dalang Perang Melawan Azerbaijan di Nagorno-Karabakh

Kompas.com - 07/10/2020, 08:15 WIB
Ardi Priyatno Utomo

Penulis

Sumber AFP

YEREVAN, KOMPAS.com - Perdana Menteri Armenia Nikol Pashinyan menuding, Turki adalah dalang perang melawan Azerbaijan di kawasan Nagorno-Karabakh.

Dalam wawancaranya dengan AFP, Pashinyan mengatakan selama 15 tahun terakhir, pemerintah negara tetangga memang menyulutkan ketegangan.

Tetapi, justru dukungan Turki terhadap Azerbaijan yang membuat perang melawan Armenia berkecamuk di Nagorno-Karabakh, selama dua pekan terakhir.

Baca juga: Presiden Suriah Assad Akui Ada Milisi Negaranya di Perang Armenia-Azerbaijan

"Tanpa partisipasi aktif dari Turki, peperangan ini jelas tidak akan terjadi," kata Pashinyan di istana negara, seperti dilansir Rabu (7/10/2020).

Denan suara berat dan intonasi yang dalam, PM sejak 2018 itu menuding Baku sudah menggelar aksi teror melawan orang yang hendak memperjuangkan kebebasan.

Dia menekankan, konflik di Karabakh bukanlah eskalasi terbaru memperebutkan wilayah yang secara internasional diakui adalah bagian Azerbaijan.

Menurut Pashinyan, konflik terbaru ini merupakan bukti "masuknya kelompok teroris dari Timur Tengah", dan menyatakan pasukannya menggelar operasi kontra-terorisme.

Ankara dituding sudah mengerahkan tentara bayaran ke zona konflik, di mana Presiden Perancis Emmanuel Macron menyebut mereka sudah kelewatan.

Apalagi, Presiden Suriah Bashar al-Assad dalam wawancara dengan media Rusia RIA membenarkan ada milisi dari negaranya yang tiba di Karabakh.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia, Presiden Suriah Tuding Erdogan Pemicu Utamanya

Yerevan juga menuduh militer Turki sudah terlibat secara langsung, di mana jet tempur F-16 dilaporkan menembak jatuh peawat mereka.

Sejauh ini, Ankara sudah membantah tudingan tersebut dengan Yerevan sendiri tidak memberikan bukti mengenai klaim yang mereka ajukan.

"Kebijakan genosida Armenia"

PM Nikol Pashinyan melanjutkan, keterlibatan Ankara di Nagorno-Karabakh dia anggap merupakan bagian dari kebijakan untuk "membumihanguskan bangsanya".

"Turki memutuskan kembali ke Kaukasus Selatan dengan tujuan melakukan genosida terhadap rakyat kami," jelas PM berusia 45 tahun itu.

Pada Perang Dunia I, lebih dari 1,5 juta etnis Armenia tewas karena perbuatan Ottoman, dengan 30 negara sepakat menyebutnya pembunuhan massal.

Baca juga: Di Tengah Kecamuk Perang Azerbaijan-Armenia, Menlu Turki Akan Kunjungi Baku

Ankara jelas meradang dan emnyanggah label tersebut, di mana mereka mengeklaim pihak mereka juga menjadi korban dalam konflik itu.

Halaman:
Video rekomendasi
Video lainnya

Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com