Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+

Turki: Genjatan Senjata Perang Armenia-Azerbaijan adalah Seruan "Dangkal"

Kompas.com - 04/10/2020, 22:51 WIB
Shintaloka Pradita Sicca

Penulis

ISTANBUL, KOMPAS.com - Turki menolak genjatan senjata dalam perang yang tengah memanas antara Armenia dengan Azerbaijan. Turki sebut seruan genjatan senjata adalah tuntutan "dangkal".

Pada Sabtu (3/10/2020), genjatan senjata diserukan di Kaukasus Selatan setelah sepekan pertempuran sengit terjadi antara Azerbaijan yang didukung Turki, melawan Armenia, di teritori Nagorno-Karabakh yang memisahkan diri.

Sementara Rusia, Amerika Serikat dan Perancis telah menyerukan diakhirinya permusuhan, kekuatan regional Turki telah dengan kukuh mendukung Azeri.

Baca juga: Sebut Azerbaijan Dibantu Turki, PM Armenia Paparkan Buktinya

Berulangkali Turki mendeklarasikan bahwa Armenia adalah "penjajah" yang harus ditarik mundur dari wilayah Nargono-Karabakh.

Armenia telah mengatakan pada Jumat, bahwa akan bekerjasama dengan 3 negara sebagai kekuatan besar dunia, menuju gencatan senjata.

Baca juga: Armenia: Dukungan Turki ke Azerbaijan Mengarahkan Tindakan Genosida


 

Namun, Presiden Turki Recep Tayyip Erdogan mengatakan ketiga negara tersebut seharusnya tidak memiliki peran dalam menciptakan perdamaian.

Kemudian, pada Sabtu seperti yang dilansir dari Reuters, ia mengatakan bahwa Ankara mendukung yang "tertindas" di Kaukasus Selatan.

Baca juga: Tidak Terima Kota Ganja Diserang, Azerbaijan Ancam Hancurkan Militer di Armenia

Menteri Luar Negeri Turki, Mevlut Cavusoglu, mengatakan kepada surat kabar Italia La Stampa bahwa Rusia dapat memainkan peran perantara dalam gencatan senjata "hanya jika netral".

"Tuntutan dangkal untuk segera mengakhiri permusuhan dan gencatan senjata permanen tidak akan berguna kali ini," katanya seperti dikutip oleh kantor berita Anadolu yang dikelola pemerintah Turki.

Baca juga: Perang Azerbaijan-Armenia Membesar, Roket Hujani Kota Utama Karabakh

Moskwa memiliki pakta pertahanan dengan Armenia, tetapi juga memiliki hubungan baik dengan Azerbaijan.

Nagorno-Karabakh, di mana etnis Armenia menjadi mayoritas, mengatakan pada Sabtu bahwa 51 tentara telah tewas dalam perang dengan Azerbaijan.

Baca juga: Pertempuran Sengit Azerbaijan-Armenia Berlanjut, Korban Tewas Bertambah 150 Orang

 

Peningkatan tajam dalam jumlah kematian dari sepekan pertempuran sengit itu. Menurut laporan, korban tewas dari kedua pada Sabtu belah pihak bertambah sebanyak 150 jiwa. 

Bersaman dengan itu, Presiden Azerbaijan Ilham Aliyev mengatakan pasukannya telah mengambil alih sebuah desa strategis, Madagiz.

Simak breaking news dan berita pilihan kami langsung di ponselmu. Pilih saluran andalanmu akses berita Kompas.com WhatsApp Channel : https://www.whatsapp.com/channel/0029VaFPbedBPzjZrk13HO3D. Pastikan kamu sudah install aplikasi WhatsApp ya.


Terkini Lainnya

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Serangan Ukraina di Belgorod Rusia, 9 Orang Terluka

Global
Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Inggris Selidiki Klaim Hamas Terkait Seorang Sandera Terbunuh di Gaza

Global
Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Serangan Drone Ukraina Sebabkan Kebakaran di Kilang Minyak Volgograd Rusia

Global
PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

PBB Serukan Gencatan Senjata di Gaza Segera, Perang Harus Dihentikan

Global
Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Pendaki Nepal, Kami Rita Sherpa, Klaim Rekor 29 Kali ke Puncak Everest

Global
4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

4.073 Orang Dievakuasi dari Kharkiv Ukraina akibat Serangan Rusia

Global
Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Macron Harap Kylian Mbappe Bisa Bela Perancis di Olimpiade 2024

Global
Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Swiss Juara Kontes Lagu Eurovision 2024 di Tengah Demo Gaza

Global
Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Korsel Sebut Peretas Korea Utara Curi Data Komputer Pengadilan Selama 2 Tahun

Global
Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Rangkuman Hari Ke-808 Serangan Rusia ke Ukraina: Bala Bantuan untuk Kharkiv | AS Prediksi Serangan Terbaru Rusia

Global
Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Biden: Gencatan Senjata dengan Israel Bisa Terjadi Secepatnya jika Hamas Bebaskan Sandera

Global
Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Israel Dikhawatirkan Lakukan Serangan Darat Besar-besaran di Rafah

Global
Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Wanita yang Dipenjara Setelah Laporkan Covid-19 di Wuhan pada 2020 Dibebaskan

Global
Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Rusia Klaim Rebut 5 Desa dalam Pertempuran Sengit di Kharkiv

Global
Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Di Balik Serangan Israel ke Rafah yang Bahkan Tak Bisa Dihalangi AS

Global
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Komentar
Baca berita tanpa iklan. Gabung Kompas.com+
Close Ads
Bagikan artikel ini melalui
Oke
Login untuk memaksimalkan pengalaman mengakses Kompas.com